Labanan Makarti merupakan salah satu kampung di Kecamatan Teluk Bayur yang dikenal sebagai kawasan pertanian dan pemukiman warga transmigrasi. Lokasinya cukup strategis karena menjadi salah satu jalur masuk ke wilayah-wilayah pedalaman Berau dari sisi selatan. Seiring waktu, kampung ini berkembang sebagai kawasan yang aktif secara ekonomi dengan masyarakat yang menggantungkan hidup dari hasil kebun, pertanian, dan jasa.
Keberadaan Labanan Makarti juga tak lepas dari sejarah program transmigrasi yang menjadikan kawasan ini sebagai titik pengembangan baru. Infrastruktur dasar seperti jalan dan listrik telah tersedia, namun dalam kondisi terbatas.
Sidu'ung Indah: Gerbang Menuju Hutan dan Sungai di Kecamatan Segah
Sementara itu, Kampung Sidu’ung Indah berada di Kecamatan Segah, sebuah wilayah yang dikenal dengan potensi alamnya yang besar. Kecamatan ini memiliki kawasan hutan yang masih luas, serta sejumlah sungai besar yang menjadi urat nadi kehidupan masyarakat. Sidu'ung Indah menjadi salah satu kampung yang mengandalkan jalan poros sebagai jalur utama untuk ke luar-masuk kawasan.
Aktivitas warga di Sidu’ung Indah sebagian besar masih berkutat di sektor pertanian dan perikanan air tawar. Meski jauh dari pusat kota, geliat kehidupan di kampung ini tetap hidup, utamanya berkat akses jalan darat yang menghubungkan ke ibu kota kabupaten.
Jalur Vital yang Menghubungkan Dua Dunia
Jalan poros yang menghubungkan Kampung Labanan Makarti dan Sidu'ung Indah merupakan akses vital bagi warga kedua kampung, termasuk untuk mengakses layanan kesehatan, pendidikan, dan pasar di pusat kota Tanjung Redeb.
Namun sayangnya, kondisi jalan yang rusak parah dan minim penerangan menjadi tantangan besar. Bagi warga, jalan ini bukan sekadar infrastruktur, tapi bagian dari kehidupan harian yang penuh risiko jika tidak segera diperbaiki secara permanen.
Harapan Akan Pembangunan yang Merata
Baca Juga: 12.950 Warga Kunjungi KIPP IKN dalam Sehari, Antusias Lihat Proyek Ibu Kota Baru
Kedua kampung ini menjadi contoh nyata bagaimana wilayah pinggiran membutuhkan perhatian yang sama seperti pusat kota. Masyarakat berharap pembangunan infrastruktur tidak hanya difokuskan di kota, tetapi juga menyentuh daerah yang menjadi urat nadi konektivitas dan ekonomi warga di wilayah pedalaman.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Orang Aceh Ada di Logo Kota Salem, Gubernur Aceh Kirim Surat ke Amerika Serikat
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari Ini
-
Gaduh Pemblokiran Rekening, PPATK Ngotot Dalih Melindungi Nasabah
-
Siapa Ivan Yustiavandana? Kepala PPATK Disorot usai Lembaganya Blokir Rekening Nganggur
-
Siapa Ratu Tisha? Didorong Jadi Ketum PSSI Pasca Kegagalan Timnas U-23
-
6 Rekomendasi HP dengan Kamera Canggih untuk Konten Kreator 2025
Terkini
-
IKN Dibuka Lebar untuk Dunia: Basuki Tegaskan Komitmen Investasi Sehat dan Berkelanjutan
-
BMKG Ingatkan Kaltim: Kemarau Basah Bisa Picu Karhutla dan Krisis Air
-
Seno Aji Tegaskan FKDM sebagai Mitra Strategis Jaga Keamanan Wilayah
-
Revisi UU IKN Mengemuka, DPRD Kaltim: Jangan Gegabah Ubah Aturan!
-
Ketika Elpiji Harus Diantar dengan Ketinting: Cerita Distribusi Energi di Mahulu