SuaraKaltim.id - Rumah Sakit Haji Darjad (RSHD) di Samarinda resmi menghentikan seluruh aktivitas pelayanannya, menyusul krisis internal yang menyeruak akibat tunggakan gaji karyawan.
Keputusan itu tertuang dalam surat resmi yang diterbitkan manajemen dan mulai berlaku Rabu, 7 Mei 2025.
Dalam surat bertanda tangan Pelaksana tugas Direktur RS Haji Darjad, Setiyo Irawan, disebutkan bahwa penghentian operasional dilakukan untuk keperluan pembenahan menyeluruh.
Di dalamnya juga termuat janji pembayaran hak-hak karyawan paling lambat 29 Agustus 2025.
“Dari kemarin sudah mulai pengosongan, tepat hari ini sudah stop beroperasi sementara waktu,” kata seorang petugas keamanan di rumah sakit yang enggan disebutkan namanya, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Kamis, 8 Mei 2025.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa gedung rumah sakit kini hanya dijaga oleh personel keamanan dan beberapa pekerja pemeliharaan.
Tak tampak lagi aktivitas medis maupun pasien yang datang untuk berobat.
Manajemen RSHD tak menampik kondisi ini dipicu oleh kesulitan keuangan yang berdampak pada tertundanya pembayaran gaji pegawai.
Desi Andriani Hangin, perwakilan pihak rumah sakit, menyebut saat ini fokus utama adalah mencari solusi agar hak-hak pegawai bisa tetap terpenuhi.
Baca Juga: Jembatan Mahakam I Nyaris Ambruk? Investigasi dan Desakan Tutup Total
“Saat ini di internal kita terus bergerak untuk mencarikan solusi terbaik buat menyelesaikan masalah ini. Jadi intinya pasti akan tetap terbayar. Hanya memang kalau ditanya kapan waktunya akan dibayar, kami belum bisa pastikan,” ujarnya.
Ia juga meyakinkan bahwa pihak rumah sakit tidak akan lepas tangan terhadap hak-hak karyawan.
“Yang jelas, hak para karyawan ini pasti akan tetap kita penuhi. Doakan saja supaya bisa secepatnya,” tambahnya.
Terkait keputusan menghentikan pelayanan, Desi menjelaskan bahwa langkah ini diambil demi menjaga kenyamanan pasien.
“Kami tidak ingin pasien merasa tidak nyaman. Jadi, layanan kami hentikan sementara sampai kondisi membaik,” ucapnya.
Desi optimistis jika masalah internal bisa segera tertangani, RSHD akan segera kembali memberikan pelayanan seperti sedia kala.
Namun hingga kini, belum ada kepastian jadwal operasional kembali.
Penutupan sementara ini tidak hanya menunjukkan kondisi finansial rumah sakit yang memburuk, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran lebih luas soal keberlangsungan layanan kesehatan di tengah masyarakat.
Elite di Luar, Tikus di Dalam: Karyawan RSHD Protes Tunggakan Gaji
RSHD Samarinda kembali digeruduk sejumlah karyawan yang belum terbayarkan upahnya.
Mereka menuntut manajemen RSHD untuk membayar gaji mereka, serta memberikan penjelasan terkait tunggakan tersebut.
Melalui pantauan di lapangan, ada sekitar 30 mantan karyawan serta pekerja aktif menyuarakan hak-hak mereka yang belum tuntas.
Mantan Perawat RSHD, Sakura (samaran) menyampaikan perkembangan masalah gaji karyawan yang belum dibayarkan selama 2 - 3 bulan.
"Kami cuman ingin menuntut hak-hak kami bisa dibayarkan. Sampai saat ini, mereka tidak pernah menemui kami," ucapnya, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Senin, 5 Mei 2025.
Lebih lanjut, Sakura mengatakan bahwa dirinya baru saja mendapatkan informasi terbaru, terkait General Manager RSHD yang mengundurkan diri dari jabatannya.
"Per hari ini, General Manager RSHD Ibu Sulaikah yang terhormat resign, dan kemudian masalah gaji ini dilimpahkan ke Dina selaku SPV Keuangan," ujarnya.
Ia menuturkan, keterlambatan gaji dimulai dari tahun 2024 pada Gaji Bulan April 2024 dikarenakan di bulan sebelumnya terdapat 2 kali pembayaran THR 2024 (masuk di BCA tanggal 1 April 2024).
Lalu, Gaji Bulan Maret 2024 (dibayar tunai tanggal 6 April 2024) serta Gaji Bulan April 2024 dibayarkan tunai pada tanggal 17 Mei 2024.
Selain itu, keterlambatan pembayaran gaji terus terjadi di bulan-bulan berikutnya dengan tanggal yang berubah-ubah dalam rentang tanggal 27-30.
"Yang hadir hari ini sekitar 30 orang, ada karyawan yang masih aktif dan ada juga yang sudah resign," jelasnya.
Sakura bersama rekannya juga membawa poster tuntutan bertuliskan 'Rumah Sakit Elite Gaji Syulit', 'Mewah di Luar, Tikus di Dalam', 'Masuk Telat Potong Gaji, Giliran Lembur Dibilang Loyalitas'.
"Total lebih dari 100 orang belum mendapatkan gaji bulanan. Nanti tanggal 7 Mei akan ada rapat dengar pendapat lagi di DPRD," tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Pemkot Bontang Perketat Pengawasan Pasar Usai Kasus Pungli di Loktuan
-
Pemkab PPU Percepat Penyelesaian Hak Warga Terdampak Proyek Penunjang IKN
-
Piutang Rp 280 Miliar Kaltim Diseret ke Meja Hijau, Rudy Mas'ud Angkat Bicara
-
Kaltim Optimistis Kembali Masuk Daerah Terbaik dalam Penilaian KIP 2025
-
CEK FAKTA: Video Mualem Disebut Balas Bobby Nasution Soal Razia Pelat BL