Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Rabu, 21 Mei 2025 | 14:49 WIB
Ketua DPRD Balikpapan, H. Alwi Al Qadri saat memimpin rapat dengar pendapat dengan pihak Pertamina. [kaltimtoday.co]

SPBU yang kini melayani tanpa henti mencakup wilayah Balikpapan Kota, Utara, dan Timur.

Termasuk di antaranya SPBU Karang Anyar, Sepinggan, MT Harjono, Kebun Sayur, Karang Jati, serta Grand City.

SPBU Modular di Lapangan Merdeka dan Jalan Letkol Pol HM Asnawi Arbain juga diaktifkan untuk menambah jangkauan distribusi.

Kebijakan ini dimungkinkan setelah tambahan suplai BBM dari Banjarmasin tiba, serta masuknya kapal tanker pembawa BBM ke Pelabuhan Kilang Balikpapan.

Baca Juga: Warga Resah Pertamax Kosong, Pemkot Balikpapan Cari Jawaban ke Pertamina

Hal ini memungkinkan depot juga beroperasi 24 jam.

Menurut Alexander, stok tambahan yang didatangkan sejak akhir pekan lalu mencapai 2.300 kiloliter (KL), dan sebagian sudah tersalurkan.

Tambahan berikutnya sebanyak 3.000 KL dijadwalkan tiba pada 24 Mei.

"Konsumsi harian BBM di Balikpapan, Penajam dan Paser rata-rata 390–400 KL per hari," katanya.

Krisis BBM yang memicu antrean di sejumlah SPBU ini mulai dirasakan sejak Jumat, 16 Mei 2025 sore.

Baca Juga: KMR, Anggota DPRD Balikpapan, Terseret Skandal Korupsi Proyek Fiktif Telkom

Beberapa SPBU sempat kehabisan stok, memaksa warga membeli BBM dari pedagang eceran dengan harga tinggi, bahkan mencapai Rp 40.000 per liter.

Kadek, seorang pelajar, mengaku harus antre sejak pukul 05.45 pagi demi mendapatkan bensin.

“Heran juga saya, kok ada kilang tapi ngak ada Pertamax,” celetuk Eka, seorang ibu rumah tangga yang suaminya tak bisa bekerja dua hari karena kekurangan BBM.

Menanggapi hal itu, GM Alexander Susilo menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat.

“Kami tetap berkomitmen memberikan pelayanan terbaik. Permohonan maaf kami sampaikan atas ketidaknyamanan ini, dan kami pastikan layanan akan terus membaik," ujarnya.

Load More