Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Senin, 02 Juni 2025 | 17:55 WIB
Ilustrasi penipuan online. [Dok. Istimewa]

SuaraKaltim.id - Modus penipuan COD kembali marak dan meresahkan masyarakat. Para pelaku mengincar pengguna layanan belanja online dengan mengirimkan paket yang tidak pernah dipesan, lalu memaksa pembayaran melalui metode Cash on Delivery (COD).

Kasus penipuan COD semakin sering terjadi. Pelaku mengirimkan paket secara acak ke alamat calon korban.

Karena merasa pernah berbelanja online, sebagian orang membayar paket tersebut tanpa mengecek isi maupun pengirimnya. Akibatnya, banyak konsumen mengalami kerugian finansial.

Beberapa korban bahkan mengaku tidak sempat membuka paket di depan kurir karena merasa tergesa-gesa, atau karena percaya sepenuhnya pada prosedur pengiriman dari toko online. Setelah dibuka, isi paket kerap kali mengecewakan, bukan barang yang dipesan atau bahkan barang tidak bernilai.

Modus penipuan COD Shopee dilakukan secara sistematis. Pelaku memanfaatkan data dasar seperti nama dan alamat yang didapatkan dari berbagai aktivitas digital, mulai dari penggunaan aplikasi e-commerce, pemesanan makanan dan transportasi online, hingga pengisian data undian digital.

Informasi ini kemudian digunakan untuk mengirimkan paket COD Shopee secara acak.

Dengan memanfaatkan data yang tersebar di dunia maya, para pelaku mencoba menciptakan situasi seolah-olah korban benar-benar melakukan pemesanan. Hal ini menjadi tantangan serius bagi masyarakat yang aktif bertransaksi digital.

Dalam keterangan resmi pada Senin, pihak Shopee menegaskan bahwa penipuan ini bukan disebabkan oleh kebocoran data dari sistem mereka.

Shopee memastikan sistem keamanan data pengguna tetap terlindungi, dan kasus ini dilakukan oleh oknum yang memanfaatkan data yang sudah beredar di ruang digital.

Shopee juga menyebut bahwa mereka terus berkoordinasi dengan pihak jasa pengiriman untuk memperkuat pengawasan terhadap pengiriman paket COD, terutama yang tidak disertai bukti transaksi sah dari platform.

Untuk menghindari kerugian akibat penipuan belanja online, konsumen disarankan untuk lebih waspada dan mengikuti beberapa langkah pencegahan berikut:

1. Jangan asal terima dan bayar paket

Tanyakan kepada kurir tentang isi dan pengirim paket sebelum menyetujui pembayaran COD. Pastikan bahwa Anda memang merasa pernah memesan barang yang dikirim. Langkah ini penting untuk mencegah terjadinya pembayaran terhadap barang yang bukan milik Anda.

2. Periksa detail pengirim

Jika label pengirim mencurigakan atau tidak jelas, sebaiknya tolak paket tersebut. Pengirim yang sah biasanya mencantumkan nama toko, alamat, dan kontak yang bisa diverifikasi. Ketidaksesuaian informasi ini bisa menjadi indikasi awal adanya penipuan.

Load More