SuaraKaltim.id - Memasuki musim kemarau, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU), meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Salah satu langkah yang ditekankan adalah optimalisasi peran satuan petugas (satgas) pemantau titik panas sebagai sistem deteksi dini.
Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU, Muhammad Sukadi Kuncoro, Senin, 16 Juni 2025.
“Kami punya satgas yang rutin memantau titik-titik panas sebagai langkah mitigasi karhutla,” ujar Kuncoro, disadur dari ANTARA, di hari yang sama.
Baca Juga: Jaga Sawah, Jaga Ketahanan Pangan IKN: Pemkab PPU Siapkan Regulasi Cegah Alih Fungsi
Meski beberapa tahun terakhir kasus karhutla di wilayah PPU relatif menurun, kewaspadaan tetap dijaga ketat—khususnya di kawasan lahan gambut yang dinilai sangat rentan.
Menurut Sukadi, lahan gambut memiliki karakteristik unik. Jika terbakar, apinya bisa menjalar melalui lapisan bawah tanah yang dipenuhi biomassa kering.
Karena itu, daerah-daerah yang memiliki konsentrasi lahan gambut tinggi, seperti Kelurahan Petung, Nenang, hingga Desa Giripurwa, menjadi fokus pengawasan.
“Luas lahan gambut yang ada sekitar 1.400 hektare, umumnya berada di kawasan pesisir, terutama di Kecamatan Penajam,” jelasnya.
Dalam dua tahun terakhir (2023–2024), tercatat ada 90 kasus karhutla di PPU dengan luas lahan terdampak mencapai 208,35 hektare.
Baca Juga: IKN Butuh Air Bersih, PPU Targetkan 60 Persen Cakupan Layanan dalam 5Tahun
Untuk menghadapi potensi meningkatnya suhu dan kondisi kering ekstrem yang diprediksi terjadi mulai akhir Juni hingga Agustus 2025 oleh BMKG, BPBD bersama pemerintah daerah telah menyiagakan personel dan perlengkapan pemadaman 24 jam penuh.
Tak hanya mengandalkan kesiapan teknis, edukasi masyarakat juga kembali digalakkan untuk daerah yang sebagian wilayahnya masuk dalam kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Pemerintah mengingatkan agar tidak membuka atau mengelola lahan dengan metode pembakaran.
“Kondisi panas terik yang terjadi saat musim kemarau membuat rerumputan kering di lahan, sehingga menjadi mudah merambatkan api,” imbuh Sukadi.
Langkah-langkah preventif ini diharapkan mampu memperkuat sistem perlindungan wilayah dari bencana karhutla, sekaligus membangun kesadaran kolektif masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar.
Minim Irigasi di PPU, Tantangan Pangan di Halaman Depan IKN
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 1 Detik Jay Idzes Jadi Pemain Udinese Langsung Cetak Sejarah Liga Italia
- Pramono Ajak Anies Nobar Persija di JIS: Sekarang Tuan Rumahnya Saya, Bukan yang Bikin Nggak Nyaman
- Penyerang Rp1,30 Miliar Urus Naturalisasi, Lini Serang Timnas Indonesia Makin Ganas
- 9 Mobil Bekas Merek Xenia Harga di Bawah Rp60 Juta, Cocok Jadi Kendaraan Keluarga
- Tecno Pova Curve 5G Lolos Sertifikasi di Indonesia: HP Murah dengan Layar Elegan
Pilihan
-
Skuad Timnas Indonesia U-23 Dianggap Janggal, Media Vietnam Sorot Gerald Vanenburg
-
Rekomendasi 7 Motor Matic Bekas Murah Rp3 Jutaan, Performa Tangguh buat Aktivitas Harian
-
Perintah Hemat Prabowo Mulai Longgar, Sri Mulyani Buka Blokir Anggaran Rp129 Triliun Bagi 99 K/L
-
Cukai Minuman Manis Batal Berlaku di 2025
-
Ekonomi Loyo, Pajak Ambles Rp77 Triliun: APBN Mei 2025 Minus!
Terkini
-
Buruan Klaim 4 DANA Kaget Senilai Rp340 Ribu, Siap-siap Saldo Masuk ke HP
-
5 Link DANA Kaget Terbaru, Buruan Cek Nomor HP Kamu Biar Dapat Saldo Gratis!
-
Rekomendasi Mobil Bekas Wuling Matic di Bawah 100 Juta: Fitur Modern dengan Harga Terjangkau
-
Cek 3 Saldo DANA Kaget Hari Ini, buat Tambahan Belanja di Mall
-
Rekomendasi Mobil Bekas Matic Hyundai di Bawah Rp70 Juta, Cocok untuk Keluarga Baru