-
Hetifah Sjaifudian menekankan kampus harus menjadi lingkungan aman dan bebas perundungan, agar mahasiswa dapat belajar tanpa tekanan.
-
Komisi X mendorong investigasi transparan, penerapan PM 55/2024, aktivasi Satgas Pencegahan Kekerasan, serta layanan konseling bagi mahasiswa.
-
Hetifah menekankan pentingnya membangun budaya empati dan solidaritas di kampus, serta reformasi budaya pendidikan yang inklusif dan manusiawi.
SuaraKaltim.id - Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menegaskan bahwa kampus harus menjadi lingkungan yang aman bagi seluruh civitas academica, khususnya mahasiswa, agar dapat berkembang tanpa rasa takut atau tekanan akibat perundungan.
Pernyataan ini disampaikannya menanggapi meninggalnya mahasiswa Universitas Udayana, Timothy Anugerah Saputra (22), yang diduga menjadi korban perundungan di kampus.
“Kampus adalah tempat belajar, bukan tempat untuk menekan, mempermalukan, atau menyingkirkan seseorang. Kita harus memastikan bahwa setiap mahasiswa merasa aman dan dihargai. Kasus seperti ini tidak boleh terulang lagi,” kata Hetifah, dikutip dari ANTARA, Minggu, 19 Oktober 2025.
Timothy ditemukan meninggal dunia pada Rabu, 15 Oktober 2025, setelah diduga melompat dari lantai empat gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana, Denpasar, Bali.
Ia dilaporkan mengalami perundungan baik dari rekan sebaya maupun melalui percakapan daring.
Hetifah meminta pihak universitas melakukan investigasi menyeluruh dan memastikan tindak lanjut yang transparan dan berkeadilan terhadap semua pihak yang terlibat.
Ia juga menekankan implementasi Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 55 Tahun 2024 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi secara nyata di seluruh universitas.
“Kami mendorong setiap perguruan tinggi mengaktifkan Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan serta membuka kanal pelaporan yang aman bagi mahasiswa. Jangan biarkan korban takut bicara. Kampus juga perlu menyediakan layanan konseling dan pendampingan psikologis secara berkelanjutan,” tuturnya.
Selain itu, Hetifah menekankan pentingnya menumbuhkan budaya empati dan solidaritas di kalangan mahasiswa, termasuk di organisasi kemahasiswaan dan komunitas kampus.
Baca Juga: Kaltim Siap Melahirkan Generasi Global Lewat Deep Learning
Menurut dia, tindakan mengejek, merendahkan, atau menyakiti sesama mahasiswa, baik secara langsung maupun melalui media sosial, merupakan bentuk kekerasan psikologis yang harus dicegah sejak dini.
Sebagai ketua komisi yang membidangi pendidikan, Hetifah menyatakan Komisi X mendukung langkah Kemendiktisaintek untuk meninjau langsung kasus tersebut, mendorong penegakan aturan bagi pelaku, dan perlindungan maksimal bagi korban.
“Kami tidak ingin tragedi ini berlalu tanpa makna. Ini saatnya seluruh perguruan tinggi melakukan introspeksi dan reformasi budaya kampus. Pendidikan sejati hanya bisa tumbuh dalam lingkungan yang aman, inklusif, dan manusiawi,” tegas Hetifah.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Daftar HP Xiaomi yang Terima Update HyperOS 3 di Oktober 2025, Lengkap Redmi dan POCO
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- 7 Fakta Nusakambangan, Penjara di Jawa Tengah yang Dihuni Ammar Zoni: Dijuluki Pulau Kematian
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Hetifah Tekankan Pentingnya Satgas Anti-Kekerasan di Perguruan Tinggi
-
Hilirisasi Mineral dan Batubara Jadi Fokus Laporan Bahlil ke Prabowo
-
Bahlil Lahadalia Santai Tanggapi Teguran Menteri oleh Presiden Prabowo
-
Teddy Indra Wijaya Dinilai Jadi Penghubung Kunci antara Presiden dan Rakyat
-
Dua Sosok yang Paling Disorot di Kabinet Prabowo: Purbaya dan Teddy