-
Dukungan terhadap pemberantasan impor ilegal — Chusnunia mendukung langkah Menkeu Purbaya memberantas mafia impor tekstil dan pakaian bekas untuk menyelamatkan industri tekstil nasional serta nasib pekerjanya.
-
Penguatan rantai pasok dan kebijakan pro-domestik — Ia menekankan pentingnya pengawasan Bea Cukai, perbaikan prosedur impor, dan kebijakan yang berpihak pada industri domestik agar sektor tekstil dapat menjadi tulang punggung reindustrialisasi nasional.
-
Potensi industri tekstil dan inovasi — Chusnunia menyoroti potensi TPT Indonesia sebagai pusat inovasi dan pertumbuhan global, namun industri perlu mengamankan pasar domestik dari impor ilegal untuk memperbaiki rantai pasok dan mengejar ketertinggalan teknologi dibanding negara tetangga.
SuaraKaltim.id - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Chusnunia, menyambut baik langkah Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, dalam memberantas mafia impor tekstil ilegal, termasuk pakaian bekas, sebagai upaya menyelamatkan industri tekstil nasional dan nasib pekerjanya.
“Sudah terlalu lama mafia impor ini dibiarkan dan dampaknya terasa langsung oleh para pekerja dan industri tekstil nasional, karenanya langkah Menkeu ini harus kita dukung bersama untuk menyelamatkan nasib industri tekstil nasional kita,” kata Chusnunia di Jakarta, disadur dari ANTARA, Senin, 27 Oktober 2025.
Ia mendukung penilaian Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) yang menilai praktik impor ilegal mengganggu rantai pasok industri yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Dugaan praktik ilegal ini bahkan berpotensi merugikan negara hingga Rp54 triliun per tahun dan memicu penutupan puluhan perusahaan serta gelombang PHK sejak 2022.
“Kita terus mendorong Direktorat Jenderal Bea Cukai dapat memperkuat sistem pengawasan dan memperbaiki prosedur penerimaan barang impor dari pelabuhan,” ujar Chusnunia.
Dia menekankan pentingnya kebijakan yang berpihak pada industri domestik karena sektor tekstil masih menyumbang hampir satu persen terhadap PDB dan menyerap lebih dari tiga juta tenaga kerja, meski menghadapi tantangan seperti ketergantungan bahan baku impor dan daya saing domestik.
“Artinya, dengan kebijakan yang berpihak, sektor ini dapat menjadi tulang punggung reindustrialisasi nasional yang berdampak pada masa depan industri tekstil nasional kita,” katanya.
Chusnunia juga menyoroti potensi besar industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia untuk menjadi pusat inovasi dan pertumbuhan global.
Namun, tekanan impor selama 15 tahun terakhir membuat industri domestik kehilangan ruang inovasi, sehingga teknologi dan produk baru tertinggal dibanding negara tetangga seperti Vietnam.
Baca Juga: CEK FAKTA: Klaim Purbaya Ajak Investasi Rp4 Juta Untung Rp21 Juta per Minggu,
“Akibatnya, Indonesia tertinggal dalam pengembangan teknologi dan produk baru dibanding Vietnam. Karenanya langkah awal yang perlu dilakukan adalah mengamankan pasar domestik dari hulu hingga hilir agar industri bisa pulih sambil memperbaiki rantai pasok yang terganggu oleh praktik impor dumping dan impor ilegal,” tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Alat Kebencanaan Disiagakan untuk Hadapi Cuaca Ekstrem di Kaltim
-
Warga Kaltim Diminta Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi
-
3 Mobil Bekas Nissan 60 Jutaan: Kabin Lapang, Desain Elegan Tak Lekang Waktu
-
Hujan Ringan Guyur Samarinda, Waspada Hujan Petir di Pontianak dan Banjarmasin
-
3 Mobil Bekas 80 Jutaan Terbaik untuk Keluarga: Kabin Senyap, Mesin Bertenaga