SuaraKaltim.id - Berupaya bangkit dari Pandemi Covid-19, Desa Muara Enggelam (Mueng), Kecamatan Muara Wis, fokus menjadi desa wisata unggulan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Desa yang tidak memiliki daratan ini, membuat terobosan wisata air dan rumah rakit serta rumah warna – warni di Hulu Mahakam.
Meski letaknya jauh di pedalaman, desa ini pernah mengharumkan nama Kukar dan mendapat penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Sekretaris Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Muara Enggelam, Ramsyah menuturkan, Muara Enggelam atau yang kerap disebut Mueng, merupakan desa berpenduduk Kutai. Semua warga memegang teguh adat –istiadat dan kearifan lokal suku Kutai turun-temurun.
Baca Juga:Telaga Biru akan Jadi Objek Wisata Unggulan Jabar
“Kearifan lokal ini yang membuat kami hidup. Desa ini kecil, tapi nyaman untuk dihuni. Selama pandemik Covid-19, memang agak terasa di sini, walau sebenarnya tidak ada warga Mueng yang terkonfirmasi positif,” sebutnya.
Saat ini, lanjut dia, dampak Covid-19 yang paling terasa adalah ekonomi warga. Agar perekonomian bangkit, lanjut dia, warga memutuskan fokus menjadikan Mueng menjadi desa wisata unggulan. Meski jaraknya jauh, tapi bukan tidak mungkin Mueng menjadi ikonik Kutai kartanegara.
“Sesuai arahan Bapak Bupati Edi damasyah, kami harus mampu. Warga Mueng sendiri melihat ini sebagai peluang. Kita bahu-membahu, mendapatkan penghargaan dari Kemendagri. Kami tidak mau berhenti sampai di situ, kami akan bangkit dari pandemik Covid-19 dengan lebih unggul,” sebutnya.
Salah satu inisiatif yang dicanangkan perangkat desa, adalah menyulap semua rumah rakit menjadi kampung warna-warni. Tata desa akan dibentuk semenarik mungkin, sesuai kebutuhan instagramable. Selain itu, ada pula masakan khas Kutai dan penginapan kelas sultan dengan harga yang terjangkau. Warga juga menyiapkan ces atau perahu kecil untuk wisatawan yang hobi mancing.
“Selama Pandemi Covid-19, kami mengikuti segala aturan pemerintah termasuk Work From Home. Walau demikian, kami memiliki tetap harus saling berinteraksi dengan tetangga yang tidak lain adalah saudara-saudara kami. Dari situ, kesepakatan muncul. Kita lawan Covid-19 dengan sukses menjadi desa wisata,” sebutnya.
Baca Juga:6 Destinasi Wisata di Kutai Kartanegara, Lokasi Ibu Kota Baru Indonesia
Menurutnya, semua wisatawan bisa menjajal langsung beragam aktivitas wisata menarik yang ada di sini. Uniknya, masyarakat desa benar-benar ambil bagian dari pengelolaan tempat wisata. Salah satunya adalah menghias balai desa dan tempat-tempat publik seperti sekolahan.
Warga tak segan-segan bahu-membahu mengumpulkan beragam ornament yang menarik. Warga gotong royong membuat tempat sampah khusus dan melarang semua sampah jatuh ke air.
“Kami kan tidak ada daratan, jadi mau buang sampah juga tidak boleh sembarangan. Maju menjadi desa unggulan tidak boleh setengah-setengah,” sebutnya.
Dia melanjutkan, para pemuda desa pun diajak untuk mengelola Mueng. Usulan semua pemuda ditampung oleh perangkat desa dan dirapatkan di balai desa bersama semua warga. Asal tidak melenceng dari aturan protokol kesehatan, maka perangkat desa sepakat mengadakan kegiatan bermanfaat selama masa pandemi.
“Baru-baru ini Mueng menggelar lomba puisi untuk anak-anak SD dan SMP. Anak-anak menyambut gembira, menanti lomba dan hadiah yang menarik. Dari pagi sampai malam mereka menunggu, pakai masker dan jaga jarak. Mereka ikuti semua peraturan,” sebutnya.
Keseriusan warga desa untuk mengelola desat wisata ini juga terlihat, dengan adanya kerja sama antara Pemerintah Desa, Komunitas Budaya Kanak Hulu, Dinas Komunikasi dan Informatikan (Diskominfo) Kukar, dan Kelompok nelayan Mueng.
“Sektor pariwisata ini akan membangkitkan perekonomian dari segala lini. Semua warga merasakan dampak Covid-19, bergotong-royong membangun desa. Kami tidak membuka lapangan kerja, tapi hasil yang kami dapatkan juga kami rasakan bersama-sama,” sebutnya