Cerita Karst China dan Mangrove Balikpapan yang Menjadi Tempat Wisata

Sumber daya alam jika diambil terus menerus maka akan habis, butuh rehabilitasi dan pemanfaatan yang lain

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 21 November 2020 | 10:06 WIB
Cerita Karst China dan Mangrove Balikpapan yang Menjadi Tempat Wisata
Perahu yang membawa wisatawan merapat di Dermaga Mangrove Center di Graha Indah, Balikpapan. Dulu kawasan ini adalah lahan terbuka. (Antara/Novi Abdi)

Selama 2 jam lebih diskusi membahas berbagai hal mengenai apa dan bagaimana ekowisata, sebuah singkatan dari dua kata, ekologi-pariwisata. Yaitu perjalanan-kunjungan ke tempat di mana lingkungan dipelihara dan dimuliakan sehingga lingkungan itu dapat memberikan jasanya yang maksimal, berupa pemandangan yang menawan, suasana yang nyaman, atau juga petualangan yang mengasyikkan.

Kepala Dinas Pariwisata Kalimantan Timur Sri Wahyuni pun membeberkan banyak rencana Pemprov Kaltim untuk pariwisata yang ekologis itu.

“Wisata alam di Kalimantan Timur ini luar biasa. Tinggal kita mengemas dan mempromosikannya,” kata Wahyuni.

Teladan Mangrove Center

Baca Juga:Bawa Jimat Pelindung, Residivis di Balikpapan Malah Kepergok Mencuri

Di Balikpapan, sejak bertahun-tahun lampau, ada Agus Bei yang menanami lingkungan berlumpur di dekat rumahnya dengan pohon-pohon bakau Rhizopora mucronata.

“Saat itu saya hanya ingin melindungi rumah-rumah kami di Graha Indah ini dari angin kencang dari laut,” tutur Agus mengenang kejadian tahun 1997 itu.

Sampai akhir tahun 2015, Agus bersama warga Graha Indah sudah menanam 20.000 lebih pohon bakau atau mangrove di areal seluas 40 hektare.

Kemudian satwa mulai berdatangan. Burung-burung yang lama tak terlihat, muncul di atas pucuk-pucuk mangrove. Dalam waktu-waktu tertentu, bekantan (Nasalis larvatus) kini berani mendekat sampai ke deretan mangrove di depan rumah Agus.

Monyet yang jantannya berhidung seperti terong namun berwarna merah dan berperut buncit itu juga terlihat makin banyak. Pemancing juga suka memancing di dekat bakau karena banyak ikannya.

Baca Juga:Riwayat Perjalanan dari Balikpapan, Dirut RSUD Kudungga Kutim Positif Covid

Paduan satwa dan keteduhan hutan, serta petualangan kecil berperahu berkeliling kanal-kanal bakau, tiba-tiba saja menjadi menarik untuk wisata di tengah hiruk pikuk industri Balikpapan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini