“Angka keterisian mencapai 87 persen atau 97 pasien,” ungkapnya.
Keterbatasan pasokan oksigen juga membuat Franky mengambil keputusan untuk merawat pasien Covid-19 dengan skala sedang, berat hingga kritis saja.
“Mereka yang dengan gejala ringan biar isoman di rumah saja,” tambahnya.
Dokter Dulman dan Dokter Franky menyarankan agar warga di perbatasan tetap patuh pada protokol kesehatan. Selain itu kunci lepas dari pandemi adalah vaksinasi. Hingga pekan ini, vaksinasi di Kota Tarakan baru mencapai sekitar 16 persen penduduk. Sedangkan yang masuk daftar tunggu penerima vaksin mencapai 14 ribu orang.
Baca Juga:Warga Probolinggo Keluhkan Harga Sewa Tabung Oksigen Tembus Rp 3 Juta
“Kami masih menunggu vaksin datang,” sambung Franky.
Ia berharap jika program vaksinasi sukses dijalankan di Kota Tarakan, maka akan tercipta herd immunity atau kekebalan komunal.
“Jika begitu, kota Tarakan bisa bebas dari pandemi,” lanjutnya.
Upaya mengatasi keterbatasan oksigen dan vaksin terus dilakukan oleh pemerintah. Termasuk mencari sumber-sumber lain yang bisa menyediakan pasokan oksigen. Seperti yang dilakukan BUMN PT Pupuk Kaltim.
“Temuan ini sangat penting bagi kami. KSP memahami situasi yang dihadapi di sini dan kami mendukung upaya penguatan penanganan Covid-19 di perbatasan,” ujar Tenaga Ahli Utama KSP, Agung Rulianto.
Baca Juga:BNPB Kirim 150 Ribu masker dan 50 Tabung Oksigen ke Papua Barat