SuaraKaltim.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda memang harus bekerja keras untuk menangani persoalan banjir yang selama ini menjadi momok bagi warga di Ibu Kota Kaltim.
Cara yang tak biasa, terukur dan harus tepat sasaran perlu dilakukan Wali Kota Samarinda Andi Harun bersama wakilnya Rusmadi untuk mencapai target Kota Tepian bebas dari banjir. Penanggulangan dari hulu ke hilir, dirasa akan berdampak langsung pada Kota Peradaban, sekaligus penyangga Ibu Kota Negara (IKN) ini.
Dihadapan Pengamat Sosial sekaligus Akademisi Fisip Universitas Mulawarman M Arifin dan anggota Komisi III Samarinda, Jasno, orang nomor satu di Samarinda ini menjelaskan secara terbuka, bagaimana strategi yang telah ia rancang bersama jajarannya. Agar persoalan banjir ini dapat ditanggulangi secara optimal.
Ia menyampaikan, banjir yang terjadi khususnya di kawasan Kelurahan Sungai Siring, Kelurahan Lempake ternyata tak hanya disebabkan oleh hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Tapi juga, kiriman air yang berasal dari Desa Badak Mekar, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Baca Juga:Sungai Cidurian Meluap, BPBD: 50 Orang Santri Terisolasi
“Itu (kiriman air) kita yang menanggung penanganannya dan masalah sosialnya," bebernya disadur dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Selasa (7/9/2021).
Untuk itu, dirinya juga sudah berkoordinasi dengan anggota DPRD Samarinda agar segera berkomunikasi dengan DPRD Kabupaten Kukar. Sehingga, persoalan limpasan air dari Desa Badak Mekar, dapat diselesaikan secara bersama-sama.
Terkait penanggulangan banjir untuk jangka pendek, menengah dan panjang, politisi Partai Gerindra ini merincikan beberapa hal. Pertama, untuk jangka pendek. Ia menyebut, Pemkot Samarinda sudah memulainya dengan pengerukan drainase di sejumlah titik rawan banjir yang tersebar di Kota Tepian.
“Gotong royong juga sudah kita galakkan,” bebernya.
Untuk jangka menengahnya, ia melanjutkan, Pemkot Samarinda akan membangun polder di Kawasan Kelurahan Sungai Siring. Penelitian untuk memanfaatkan eks void atau lubang bekas tambang terkait rencana tersebut juga telah dilakukan.
Baca Juga:Sungai Cidurian Meluap, Camat Cigudeg: 2 Jembatan Hanyut Terbawa Arus Banjir
“Kemudian beberapa pekerjaan yang akan masuk dalam tahap pengerjaan di simpang 4 Lembuswana, simpang 4 Sempaja , sungai mati di DI Pandjaitan," terangnya.
Menanggapi hal tersebut, Arifin menilai jika banjir yang terjadi jauh sebelum pemerintahan Andi Harun ini disebabkan oleh dua faktor utama. Yakni, alam dan sosial.
Analisa dan strategi yang disiapkan Andi Harun juga membuat Arifin optimis. Banjir Samarinda bisa ditanggulangi dengan baik.
“Saya kira apa yang dilakukan bapak wali kota itu sangat luar biasa. Alur dan sejarah perjalanan air dari asal, perjalan dan tujuannya kemana itu sudah terbaca," ungkapnya.
Dirinya juga merupakan warga Bengkuring. Ia tentu merasakan betul bagaimana repotnya saat banjir mengepung kawasan tempat tinggal mereka.
Ia menyebut, eksplorasi yang berlindung pada rencana pengalihan fungsi lahan tentu berdampak langsung dengan banjir yang terjadi.
"Lahan yang tadinya berfungsi untuk penampungan air, ini semua mengalami perubahan."
"Ada persoalan-persoalan ekonomi yang merubah banyak hal di dalam penataan ruang Kota Samarinda," tambahnya.
Ia menyebut, selain kehadiran pemerintah, partisipasi aktif dari masyarakat juga sangat dibutuhkan. Itu yang menurutnya paling diharapkan.
Tujuannya tak lain, agar upaya mengusir banjir dari Samarinda ini segera membuahkan hasil. Kemudian bisa dinikmati langsung oleh warga.
“Saya kira (penanggulangan banjir, Red) sudah cukup maksimal, dalam artian masih perlu ditambah lagi," pungkasnya.