Kebutuhan Vaksin Berbeda, Satgas Covid-19 Wanti-wanti Para Gubernur Soal Ini

"Gubernur pun diharapkan mampu menjadi..."

Denada S Putri
Jum'at, 10 September 2021 | 21:45 WIB
Kebutuhan Vaksin Berbeda, Satgas Covid-19 Wanti-wanti Para Gubernur Soal Ini
Ilustrasi- penerimaan distribusi vaksin COVID-19. [HO-Humas Pemkot Yogyakarta]

SuaraKaltim.id - Tiap daerah memiliki kebutuhan vaksinasi yang berbeda-beda. Peran pemerintah daerah pun semakin diperlukan, dan dianggap penting oleh Pemerintah Pusat. Tujuannya tak lain, agar pendistribusian vaksin Covid-19 tiap daerah terpenuhi sesuai kebutuhan.

Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, para gubernur harus memastikan ketersediaan stok vaksin Covid-19 di daerahnya masing-masing. Hal itu berguna untuk megantisipasi adanya ketimpangan disribusi vaksin secara nasional.

"Gubernur pun diharapkan mampu menjadi perpanjangan tangan pimpinan daerah wilayah administratif di bawahnya, untuk memastikan kebutuhan dosis vaksin di daerahnya," katanya melansir Suara.com, Jumat (10/9/2021).

Pernyataan itu ia sampaikan karena menanggapi pertanyaan soal distribusi vaksin yang belum merata di beberapa wilayah, jika dibandingkan dengan DKI Jakarta.

Baca Juga:Viral Video Pilu Pasien Covid-19 dan Berita Terpopuler Lainnya

Bahkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti menyatakan, di wilayahnya tak pernah ada laporan yang menyebutkan kekosongan stok vaksin Covid-19 di sentra vaksinasi yang ada di tingkat Kelurahan Jakarta.

Menurutnya, kini pemerintah terus berupaya memperbanyak stok vaksin. Untuk memenuhi kebutuhan secara nasional dari berbagai skema.

Akan tetapi, untuk mencapai percepatan vaksinasi, harus ada upayaproaktif antara Pemerintah Pusat dan daerah sebagai upaya menjamin keberadaan stok vaksin mencukupi, terlebih di tiap kabupaten/kota.

Ia berharap, para bupati dan wali kota aktif berkoordinasi dengan gubernur setempat selaku penerima pertama setelah vaksin dikirimkan dari pusat.

"Hal ini juga akan menjadi input berarti bagi Kementerian Kesehatan termasuk perbaikan mekanisme distribusi dan logistik untuk segera ditindak lanjuti," jelasnya.

Baca Juga:Berangkat Dari Kasus Blessmiyanda, Anies Terbitkan SE Pencegahan Pelecehan Seksual

Untuk diketahui sebelumnya, hingga Rabu (8/9), Indonesia telah menerima dukungan vaksin AstraZeneca sebanyak 500 ribu dosis melalui mekanisme berbagi vaksin (dose-sharing) bilateral dari Pemerintah Australia dalam kedatangan vaksin tahap ke-51.

Dengan kedatangan vaksin ini, secara keseluruhan Indonesia telah menerima sebanyak 225,9 juta dosis vaksin dari berbagai merk, baik yang masih dalam bentuk curah (bulk) atau vaksin jadi.

Vaksin yang sudah diterima itu terdiri dari vaksin Sinovac dalam bentuk jadi sebanyak 33 juta dosis dan dalam bentuk bulk sebanyak 153,9 juta, AstraZeneca 20 juta dosis, Moderna 8 juta dosis, Pfizer 2,75 juta dosis, dan Sinopharm sebanyak 8,25 juta dosis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini