SuaraKaltim.id - Sebanyak 43 mahasiswa program diploma Teknik Mesin Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Kalimantan Selatan (Kalsel) mengunjungi kilang Pertamina Balikpapan, Senin (24/1/2022). Kunjungan itu bertujuan sebagai kesempatan bagi para mahasiswa untuk melakukan praktik langsung dariapa yang mereka pelajari.
Hal itu disampaikan Dosen Teknik Mesin Unlam Fathur Raziansyah yang menjadi ketua rombongan. Ia ingin, mahasiswanya kelak bisa menjalani program magang dan pelatihan di tempat itu.
Pengakuan senada juga diberikan salah satu mahasiswa. Aulia namanya. Menurutnya hal tersebut memiliki arti penting, lantaran di semester depan akan ada praktik-praktik yang memerlukan keterampilan dasar.
“Apalagi semester depan ada praktik kerja lapangan (PKL). Semoga bisa kembali ke sini,” kata Aulia, mahasiswa Angkatan 2019 tersebut, melansir dari ANTARA, Selasa (25/1/2022).
Baca Juga:Banyak yang Terancam DO Gara-gara UKT Mahal, Mahasiswa Sebut Kampus UPI Tidak Berperikemanusiaan
Para mahasiswa disambut dan didampingi Humas Kilang Pertamina Internasional (KIP) Ely Chandra Perangin-angin. Baginya, kehadiran mahasiswa merupakan suatu hal yang baik. Terkhusus untuk mereka yang ingin mengenal proses bisnis di dunia kerja
"Bagi pekerja Pertamina, ini adalah kesempatan untuk menularkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki, dan dapat menjadi latihan untuk berbagi di kegiatan-kegiatan yang lebih besar," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Pertamina menghadirkan salah satu pekerja muda sebagai narasumber. Materi yang disampaikan mengenai proses pengolahan minyak di Kilang RU V Balikpapan.
Walau kunjungan tidak dapat dilakukan langsung ke dalam kilang, para mahasiswa tetap sangat antusias. Mereka menghujani narasumber dengan banyak pertanyaan.
Pada kesempatan ini juga Pertamina mengajak mahasiswa mengunjungi lokasi situs sejarah Sumur Mathilda, sumur minyak pertama di Balikpapan yang mulai dibor tahun 1897.
Baca Juga:Jenderal TNI Dudung Abdurachman Sebut Kelompok Radikal Sudah Masuk Elemen Masyarakat dan Mahasiswa
Penemuan minyak ini yang kemudian mengubah nasib Balikpapan dari semula kampung nelayan di tepi utara Teluk, menjadi kota yang teratur dan tertata, bahkan modern.
“Karena minyak dan kilang pengolahannya ada di sini, Balikpapan turut terlibat dalam sengitnya Perang Dunia II. Satu yang awal diserbu dan dikuasai Jepang dari wilayah Hindia Belanda, dan kemudian dibombardir Sekutu yang dipimpin langsung Jenderal MacArthur,” tandas Handry Jonathan, dosen, jurnalis, dan pembelajar sejarah.