Asal Usul Mandau Terbang, Senjata Sakral Suku Dayak Kalimantan Timur, Dikirim untuk Edy Mulyadi

Mandau adalah senjata tradisional Kalimantan, Indonesia, khususnya suku Dayak.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 27 Januari 2022 | 12:57 WIB
Asal Usul Mandau Terbang, Senjata Sakral Suku Dayak Kalimantan Timur, Dikirim untuk Edy Mulyadi
Mandau Terbang, Senjata dari Suku Dayak Kalimantan (dok. istimewa)

SuaraKaltim.id - Asal usul Mandau Terbang, senjata Sakral Suku Dayak Kalimantan Timur yang akan dikirim untuk Edy Mulyadi. Edy Mulyadi dianggap menghina Kalimantan Timur.

Mandau adalah senjata tradisional Kalimantan, Indonesia, khususnya suku Dayak.

Bagi orang Dayak, Mandau yang paling suci dan kuat adalah yang dibuat oleh Panglima Sempung dan Panglima Bungai. Keduanya dianggap sebagai dua master terampil tertinggi dalam pembuatan Mandau.

Pada intinya, Mandau adalah salah satu senjata sakral di Kalimantan. Meskipun demikian, kalau Anda punya kesempatan untuk melihat wujudnya, akan akan terkesan dengan seni tempa yang berlimpah dalam Mandau.

Baca Juga:Majelis Adat Sunda Kecam Ucapan Edy Mulyadi soal Kalimantan: Sudah Kurang Ajar

Selain itu, sarung yang digunakan sebagai pembungkus Mandau dibuat dengan desain yang atraktif, bernilai seni tinggi berdasarkan rasa dan karsa penciptanya. Ini adalah harta karun nasional.

Pada masa lalu, mayoritas penduduk asli yang tinggal di pulau Kalimantan, Dayak adalah penganut animisme.

Hal yang paling mencolok adalah tradisi kuno mereka tentang praktik perburuan.

Di mana orang Dayak memiliki suatu teknik perburuan akan menargetkan kepala. Untuk tujuan perburuan inilah orang Dayak menggunakan mandau.

Dilansir dari christas.dk, mandau terbang memiliki alasan logis dalam kultur perburuan. Sebab untuk menargetkan bagian kelapa hewan buruan, Mandau harus dilemparkan. Sehingga secara hiperbolis akan disebut terbang sampai mengenai kepala hewan yang diburu.

Baca Juga:Sejarah Pasukan Merah Dayak, Kelompok Elite yang Minta Edy Mulyadi ke Kalimantan untuk Dihukum Adat

Mandau dengan kualitas terbaik disebut mandau Batu. Dalam konteks ini, kata 'batu' mengacu pada meteorit batu yang digunakan untuk menempa jenis mandau ini.

Masyarakat adat Kalimantan percaya bahwa batu meteorit itu diyakini berasal dari nenek moyang orang Dayak yang tinggal di surga. Mereka menganggap batu itu sebagai hadiah ilahi bagi keturunan mereka di bumi.

Meskipun mandau Batu memiliki bobot yang relatif ringan, Mandau jenis ini merupakan pisau yang sangat padat dan tajam. Karena soliditas dan ketajamannya yang luar biasa hingga memungkinan untuk memotong paku besi menjadi dua bagian dalam satu tebasan tanpa meninggalkan bekas pada pisau.

Jelas, mandau Batu adalah barang pusaka yang sangat sakral yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, dan dengan demikian tidak dapat dijual atau dibeli.

Berikut ini desain Mandau. Jenis kayu suci dari pohon hutan tertentu digunakan untuk mengukir gagang mandau.

Ada beberapa karakteristik yang berbeda dari mandau dari berbagai kelompok orang Dayak seperti Suku Dayak Maanyan, Dayak Mbalan, Dayak Bahau, dan Dayak Ngaju.

Panjang rata-rata bilah mandau adalah sekitar 50-70 sentimeter, dan memiliki tepi yang tajam. Biasanya lebar mandau adalah sekitar 4,5 cm di bagian terluas pisau, dan 3,5 cm di bagian terkecil.

Panjang bilah mandau ini adalah 66,5 cm dan lebarnya 3,5 cm. Ini terbuat dari baja bermata tunggal yang berat, diukir dan dipahat dengan desain berulang di sepanjang tepi.

Demikian asal usul Mandau Terbang.

(Mutaya Saroh)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak