SuaraKaltim.id - Kenaikan harga telur ayam turut dirasakan pedagang di pasar Pandansari Balikpapan. Pantauan media ini pada Kamis (1/9/2022) harga per butir mulai dari Rp 1.900 hingga Rp 2.100 perbutir.
Harga cukup tinggi itu sebenarnya sudah dialami para pedagang sejak lama hanya saja trennya fluktuatif di antara Rp 1.900 hingga Rp 2 ribu perbutir.
"Sudah lama sebenarnya harganya naik. Dari bulan puasa kemarin sudah naik bisa Rp 1.900 perbiji itu paling tinggi. Sekitar 10 hari jelang lebaran Idul Fitri-lah harganya sampai sekarang tidak pernah turun," kata Afifah salah satu pedagang di Pasar Pandan Sari Balikpapan, Kamis (1/9/2022).
Dikatakan Afifah, naiknya harga telur lantaran biaya produksi dari peternak. Mulai dari biaya pakan, perawatan ternak, hingga kelangkaan solar dari daerah penyuplai.
Baca Juga:6 Daerah yang Warganya Kena Prank Harga BBM Naik: Antrean Mengular sampai Bikin Pertalite Ludes
Telur yang dijual berasal dari Surabaya. Dalam sehari biasanya terjual hingga 20 ikat telur. Satu ikatan berisi enam rak, yang masing-masing rak terisi 30 butir telur.
"Kalau dari penyuplai kita beli satu ikat itu Rp 342 ribu. Kalau seminggu yang lalu Rp 366 ribu. Kita jualnya satu rak itu Rp 57 ribu. Biasa normalnya itu Rp 250 ribuan lah. Sekarang tidak pernah turun lagi. Ya sejak lebaran itu," tambah wanita 25 tahun itu.
Hanya saja kenaikan harga telur itu tak membuat pemasukan menurun. Lantaran terbantukan dengan adanya telur cangkang putih atau telur ayam borneo.
Harganya pun lebih murah dibandingkan telur ayam ras. Per butir senilai Rp 1.500,- hingga Rp 1.600, tergantung pada ukuran.
"Ya biasanya saya beli telur ayam ras itu yang cokelat. Tapi semenjak naik ini ya beli yang putih aja, kan lebih murah ya. Untuk makan saja di rumah," ujar Anwar salah satu pembeli di Pandan Sari.
Baca Juga:Kericuhan Mewarnai Demo Penolakan Kenaikan Harga BBM di Jombang
Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan Heria Prisni menjelaskan, kenaikan harga telur didasari karena biaya produksi yang tinggi di level peternak.
Sehingga berdampak pada pedagang di pasar. Hanya saja meski harga tinggi, kebutuhan telur di Balikpapan sangat tercukupi.
"Memang harga melonjak, kalau segi persediaan cukup. Tinggi harga karena ongkos produksinya juga tinggi. Tapi secara kebutuhan mencukupi. Telur di Balikpapan masih dari luar ya, Sulawesi dan Surabaya," katanya.
Kontributor: Arif Fadillah