Dampak Pembangunan Gedung UMKM, Rumah Warga di Balikpapan Selatan Retak

Pengerjaan tiang pancang untuk pondasi gedung membuat beberapa dinding di rumahnya pun retak. Seperti di bagian dapur dan ruang tamu.

Denada S Putri
Rabu, 07 Desember 2022 | 16:30 WIB
Dampak Pembangunan Gedung UMKM, Rumah Warga di Balikpapan Selatan Retak
Daeng Amir saat menunjukkan salah satu sisi bagian rumah yang retak akibat proyek pembangunan gedung UMKM. [Suara.com/Arif Fadillah]

SuaraKaltim.id - Dua bulan sudah proyek pembangunan gedung galeri UMKM Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) itu berjalan. Tepatnya di depan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan, Jalan Marsma R Iswahyudi, RT 09, Kelurahan Sepinggan Raya, Balikpapan Selatan.

Jalannya proyek tersebut bukan tanpa masalah. Pasalnya ada rumah warga yang harus mesti sabar lantaran kena dampak dari pembangunan yang menelan anggaran hingga Rp 15 miliar tersebut.

Rumah warga sekitar merasakan dampaknya. Seperti yang dirasakan Daeng Amir. Pengerjaan tiang pancang untuk pondasi gedung membuat beberapa dinding di rumahnya pun retak. Seperti di bagian dapur dan ruang tamu.

"Saya takut rumah saya roboh karena adanya getaran pada saat proses pemancangan itu sangat terasa. Rumah saya juga sudah ada yang retak. Kegiatan ini sudah berjalan 2 bulan," ujar Daeng Amir, Rabu (07/12/2022).

Baca Juga:Yessy Sertifikat Rumah Ogah Ditawari Mahar Seperangkat Alat Salat, Alasannya Bikin Geleng-geleng

Pengerjaan proyek tersebut juga disayangkan Amir, lantaran tak ada pemberitahuan terlebih dahulu. Mengingat kondisi di lapangan sangat berdekatan dengan rumah warga.

"Pada saat ini ada proyek, kami tidak ada mengetahui karena juga tidak mengajak sosialisasi, kalau ada perusahaan yang akan melakukan proyek pembangunan. Setelah beberapa hari berjalan rumah saya terasa bergetar saya keluar ke proyek, lalu saya menceritakan bahwa ada dampak kepada RT," tambahnya.

Mendapatkan informasi masyarakat yang resah dengan adanya dampak dari proses pembangunan gedung, anggota DPRD Provinsi Kaltim Yusuf Mustafa melakukan peninjauan lapangan.

Untuk diketahui, bahwa proyek itu menelan anggaran Rp15,7 miliar yang dimulai pada 22 September dan berakhir pada 31 Desember 2022.

"Jadi paket pembangunan UMKM ada dampak, di mana rumah masyarakat mengalami kerusakan inikan laporan, namun demikian dengan laporan ini kami tidak serta merta menerima namun harus memeriksa ke lapangan, memang ada kegiatan proses pemancangan serta masyarakat memperlihatkan foto kerusakan," ungkapnya.

Baca Juga:Terkuak Sumber Pendapatan Lord Rangga hingga Jamin Bayar Utang Indonesia Sampai Lunas

Terkait dengan adanya kerusakan rumah warga, dia meminta para pihak dapat menghitung kerusakan itu kemudian dilakukan perbaikan. Perhitungan pun mesti dilakukan dengan profesional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini