Dia meminta, negara harus mampu melindungi dan mengikutsertakan masyarakat adat sebagai bentuk penghormatan. Tujuannya, untuk kelestarian adat yang ada di Kalimantan.
"Sehingga, hal itu tidak tergerus zaman. Seiring berkembangnya IKN menjadi kota besar dan maju."
"Pepatah 'Mayang Aso Erai Tumpa, Kelapa Aso Erai Langgar', cukup menarik untuk digaungkan sebagai semboyan di tengah proses pembangunan IKN. Ya, walaupun berbeda-beda, kita tetap harus bersatu. Ayo generasi muda terus kawal perkembagan pembangunan infrastruktur IKN. Jayalah IKN, Jayalah Indonesia," bebernya.
Harapan besar Rusmita sebagai tokoh muda asal Kaltim terhadap pembangunan IKN seiring dengan pengumuman Panitia Seleksi Terbuka Pejabat Tinggi Pratama yang memiliki tugas dan fungsi melakukan pengawalan penyelenggaraan IKN Nusantara.
Baca Juga:LOI 11 Perusahaan Malaysia Jadi Bukti Tingginya Minat Investasi Pembangunan IKN
Dia yakin masyarakat lokal, khususnya masyarakat adat akan terjaga eksistensinya di bawah kepemimpinan Susianah Affandy.
Ia menilai Susianah memiliki pengalaman lapangan dalam pemberdayaan masyarakat rentan dan kelompok minoritas di Indonesia. Susianah juga memiliki kemampuan dan pengalaman dalam menggerakkan masyarakat dalam pembangunan sosial dan kesehatan di Indonesia.
Kembali di Hetifah, menurut politisi dari Golkar itu terpilihnya Susiana tentu menjadi langkah yang baik. Mengingat, pengalaman kerja selama hampir 20 tahun di lembaga birokrasi membuatnya berpengalaman dalam perencanaan dan pelaksanaan program di masyarakat.
“Bu Susianah Affandy memiliki pengalaman yang lengkap, di birokrasi dan di masyarakat secara nasional dan internasional. Ia adalah advisor sustainable development dalam International Council Of Women. Bu Susianah memiliki pengalaman dalam menggerakkan partisipasi masyarakat lokal mulai dari tahap perencanaan sampai pelaksanaan di lapangan. Jadi kami menaruh harapan besar pembangunan ekonomi akan berjalan seiring dengan pembangunan sosial dengan lolosnya Bu Susianah,” lugasnya.