SuaraKaltim.id - Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memboyong beberapa artis ke Ibu Kota Nusantara (IKN) dinilai aneh oleh pengamat. Hal itu disampaikan Pengamat Komunikasi Politik M Jamiluddin Ritonga.
Katanya, tidak jelas apa sebenarnya relevansi dan urgensi dari keputusan Jokowi membawa beberapa artis ke IKN. Gerakan Presiden JokoWI yang memutuskan bekerja di IKN dengan menyertakan beberapa figur publik menuai banyak kritikan.
Jamiluddin Ritonga, kehadiran para artis yang ikut ke Nusantara tidak memiliki relevansi dan urgensi yang jelas. Hal tersebut disampaikan Jamiluddin pada Senin (29/07/2024) kemarin.
Bagi pria yang akrab disapa Jamil itu, ada dua kemungkinan kenapa Jokowi memboyong artis ke IKN. Pertama, karena kehadiran para selebriti itu untuk menghalau isu kurang sedap tentang IKN.
Ia berpendapat, isu negatif sudah ada sejak Jokowi mengumumkan ibu kota pindah ke IKN. Isu tersebut terus berkembang sampai pada gagalnya Jokowi yang rencananya akan mulai berkantor di IKN sejak awal Juli lalu.
Pendapat itu muncul sebab sebelumnya juga sudah ada isu kurang sedap lainnya seperti pembangunan dasar yang belum rampung.
Kedua, karena sangat sedikitnya jumlah investor yang tertarik untuk berinvestasi di IKN.Ia juga berpendapat, nantinya para artis tersebut akan membuat konten yang menceritakan bahwa pembangunan IKN berjalan sesuai rencana.
Walaupun dikemas dengan berbagai sajian sesuai ciri khas masing-masing artis tersebut namun isi dari semua pembahasan tersebut adalah hal yang sama. Para selebriti tersebut akan menunjukkan bahwa proses pembangunan di IKN berlangsung sukses dan tak ada kendala berarti.
Berharap dengan adanya cerita-cerita tentang pembangunan ibu kota baru yang disajikan oleh para seleb ini dapat mengundang calon-calon investor ke IKN. Baginya, keputusan tersebut tidaklah tepat sebab para investor besar tidak mengambil informasi dari media sosial yang digunakan para artis tersebut.
Baca Juga:Menhub Soroti soal Izin Taksi Terbang di IKN
Ia juga menambahkan bahwa investor-investor besar tidak mengikuti artis-artis tersebut. Jamil menjelaskan, pesan akan dapat memunculkan dampak tertentu bila pesan tersebut mengenai khalayak sasaran.
Oleh sebab itu, akan sangat sulit untuk pesan-pesan yang disampaikan oleh para selebriti ini dapat berpengaruh pada ketertarikan investor untuk berinvestasi di IKN.
Ia pun menambahkan, keputusan menyertakan para artis dalam kegiatan Jokowi di Ibu Kota Nusantara kurang tepat. Hal tersebut dinilai sangat kurang efektif dan kurang efisien karena tidak akan memberi dampak positif yang signifikan.
Pandangan lainnya yaitu berharap hadirnya para selebriti di IKN dan melalui konten yang mereka akan dapat menarik masyarakat untuk mendukung pembangunan.
Sebab selama ini dukungan masyarakat pada pembangunan ibu kota baru masih dinilai kecil. Menurutnya, hal ini terjadi karena proses penetapan IKN menggunakan pendekatan dari atas ke bawah bukan dari bawah ke atas yang mana harusnya terjadi di negara demokrasi.
Ia menilai bahwa proyek pembangunan ibu kota baru hanya sebagai keputusan para petinggi politik atau tepatnya Presiden Jokowi sendiri.
Ia kembali menegaskan bahwa dalam janji kampanye Jokowi tidak ada pembahasan mengenai pemindahan ibu kota dan tiba-tiba dia menetapkannya. Dalam hal pelibatan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pun dinilai hanya sebagai bentuk justifikasi saja.
Hal itu dilakukan untuk menunjukkan agar seolah–olah proses demokrasi berlangsung di Indonesia. Namun, sesungguhnya yang berlaku di Indonesia adalah demokrasi prosedural bukan demokrasi substansi dalam penetapan memindahkan ibu kota.