Dari kegigihan dari Awang Faroek serta lobi intensif ke pemerintah pusat, ia berhasil meningkatkan konektivitas di Kalimantan Timur melalui pembangunan jalan tol tersebut.
Dampak yang dirasakan masyarakat yakni, perjalanan dari Balikpapan dan Samarinda yang menyentuh 3 sampai 4 jam dapat dipangkas menjadi 1,5 jam sampai 2 jam.
Tidak hanya itu, dengan adanya jalan tol Balsam, masyarakat kini dapat memangkas biaya logistik. Sehingga, mempercepat pertumbuhan perekonomian di Kaltim.
Alasan tersebut yang membuat Ja'ang ingin mengabadikan nama Awang Faroek sebagai nama tol sebagai bentuk penghargaan atas jasanya.
Baca Juga:Awang Faroek di Mata Ananda Emira Moeis: Pemimpin Baik dan Visioner
Menurutnya, ini adalah cara terbaik untuk mengenang dan menghormati perjuangan Awang Faroek dalam menghadirkan infrastruktur strategis yang kini menjadi tulang punggung konektivitas di Kaltim.
"Pak Awang telah meninggalkan jejak besar bagi pembangunan di Kalimantan Timur. Tol Balsam ini adalah bukti nyata visi beliau. Mengabadikan namanya di jalan tol ini akan menjadi pengingat bagi generasi mendatang akan sosok pemimpin yang gigih dan berdedikasi,” tegas Ja'ang - sapaan akrabnya.
Melihat komentar dari postingan akun Facebook Ja'ang, mayoritas netizen yang berkomentar setuju atas usulan untuk mengabadikan nama Awang Faroek Ishak sebagai nama Jalan Tol Balsam.
"Awang Faroek ingin melihat Kaltim berkembang pesar. Sehingga, dapat mengatasi disparitas pembangunan yang cukup tajam di Kaltim. Apalagi, tidak berbanding lurus jika diukur dengan sumbangan Kaltim ke APBN negara tiap tahunnya," tulis salah satu akun yang mengomentari unggahan Ja'ang.
Baca Juga:Ekonomi Kaltim Bertumpu pada Pengembangan Klaster Industri di IKN, Kok Bisa?