Berdasarkan data terbaru, tingkat keberhasilan pengobatan TBC di Kaltim saat ini berada di angka 77,15 persen.
Dari 3.356 pasien yang menjalani pengobatan, sebanyak 1.896 telah menyelesaikan perawatan, 693 pasien dinyatakan sembuh, sementara sisanya masih dalam evaluasi.
Tercatat pula 152 kasus meninggal, 12 pasien gagal berobat, dan 286 putus pengobatan.
Dinkes Kaltim Genjot Strategi TBC, Kejar Target Keberhasilan di Atas 80 Persen
Baca Juga:Fokus Penanganan Stunting, PPU Lampaui Target Nasional dengan Penurunan 11,55 Persen
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus memperkuat strategi layanan penanggulangan Tuberkulosis (TBC) menyusul capaian tingkat keberhasilan pengobatan yang masih berada di angka 77,15 persen berdasarkan data 2025 ini.
Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin menyampaikan, angka tersebut mencerminkan adanya efektivitas dalam pelaksanaan program, namun sekaligus menjadi pengingat pentingnya konsistensi dalam pengobatan dan pemantauan pasien.
Hal itu ia sampaikan saat berada di Samarinda, Kamis, 8 Mei 2025.
“Keberhasilan ini merupakan hasil dari upaya berkelanjutan dalam memastikan pasien TBC mendapatkan perawatan yang sesuai dan tepat waktu,” ujarnya saat ditemui, disadur dari ANTARA, Jumat, 9 Mei 2025.
Dari total 3.356 pasien yang menjalani pengobatan, sebanyak 1.896 berhasil menyelesaikan perawatan, 693 di antaranya dinyatakan sembuh.
Baca Juga:Zakat Rp 4,9 Miliar di 2023, BAZNAS Balikpapan Optimis Capai Target Rp 11 Miliar di 2024
Namun, tantangan masih ada—sebanyak 317 kasus masih dalam proses evaluasi, 286 pasien tercatat putus berobat, 12 gagal dalam pengobatan, dan 152 meninggal dunia.
Meski begitu, sejumlah daerah berhasil melampaui capaian provinsi.
Kabupaten Berau menjadi yang tertinggi dengan tingkat keberhasilan 90,8 persen, disusul Mahakam Ulu 90 persen, dan Bontang 81,32 persen.
Untuk meningkatkan hasil pengobatan, Jaya menekankan pentingnya deteksi dini serta peran aktif pasien dalam menjalani terapi hingga tuntas.
“Kami terus mendorong sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar penderita TBC tidak berhenti berobat sebelum dinyatakan sembuh,” katanya.
Sebagai langkah lanjutan, Dinkes Kaltim berfokus pada penguatan layanan, peningkatan pendampingan pasien, serta perluasan akses pengobatan yang berkelanjutan.