Jaga IKN dari Karhutla, Satgas PPU Intensifkan Pemantauan Titik Panas

Meski beberapa tahun terakhir kasus karhutla di wilayah PPU relatif menurun, kewaspadaan tetap dijaga ketatkhususnya di kawasan lahan gambut yang dinilai sangat rentan.

Denada S Putri
Senin, 16 Juni 2025 | 19:26 WIB
Jaga IKN dari Karhutla, Satgas PPU Intensifkan Pemantauan Titik Panas
Ilustrasi karhutla. [Ist]

Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menghadapi tantangan serius dalam sektor pertanian menjelang musim kemarau tahun ini.

Minimnya infrastruktur irigasi memaksa petani untuk bergerak cepat mengolah lahan dan menanam padi lebih awal, terutama pada musim tanam gadu atau musim tanam kedua.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian PPU, Gunawa, Senin, 16 Juni 2025.

"Musim gadu hadapi kemarau, kami minta petani percepat garap lahan tanam padi," ujar Gunawan disadur dari ANTARA, di hari yang sama.

Baca Juga:Jaga Sawah, Jaga Ketahanan Pangan IKN: Pemkab PPU Siapkan Regulasi Cegah Alih Fungsi

Ketergantungan penuh pada tadah hujan membuat sistem pertanian di wilayah ini sangat rentan terhadap perubahan cuaca.

Apalagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi kemarau di Kalimantan Timur (Kaltim) akan berlangsung dari akhir Juni hingga Agustus 2025.

Menurut Gunawan, jika penggarapan lahan tertunda, risiko gagal tanam akan meningkat karena tidak ada pasokan air yang cukup saat kemarau melanda.

“Belum punya infrastruktur sumber air irigasi seperti bendung atau bendungan,” tambahnya.

Dinas Pertanian menargetkan lahan sawah seluas 7.508 hektare dapat ditanami padi pada musim tanam kedua ini.

Baca Juga:IKN Butuh Air Bersih, PPU Targetkan 60 Persen Cakupan Layanan dalam 5Tahun

Namun hingga pekan kedua Juni, baru sekitar 6.105 hektare yang sudah digarap.

Artinya, masih ada sekitar 1.700 hektare lahan yang perlu dikejar dalam waktu dekat.

Musim tanam gadu di PPU berlangsung sejak Mei hingga Juli.

Jika percepatan pengolahan lahan berhasil, diharapkan produksi padi tetap stabil, melanjutkan capaian musim tanam pertama yang menghasilkan 24.500 ton gabah kering panen (GKP) dari 7.805 hektare lahan.

Meski rata-rata produktivitas masih berkisar 3,62 ton per hektare, beberapa petani telah menunjukkan peningkatan dengan hasil panen hingga enam ton per hektare.

Sebagian hasil panen tersebut juga telah diserap Bulog, yakni sebanyak 5.300 ton GKP, kata Gunawan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini