Anda Lemas dan Cepat Lelah? Mungkin Mengalami Penyakit Ini

Dokter spesialis penyakit dalam Johanes Adiatna Mastan menyatakan bahwa sering merasa lemas dan cepat lelah bisa menjadi tanda awal

Muhammad Yunus
Minggu, 26 Oktober 2025 | 19:36 WIB
Anda Lemas dan Cepat Lelah? Mungkin Mengalami Penyakit Ini
Ilustrasi penderita anemia.[Freepik]
Baca 10 detik
  • Lemas dan cepat lelah bisa menjadi tanda awal seseorang mengalami anemia
  • Kondisi tersebut otomatis akan membuat tubuh merasa kekurangan energi, lemah, letih, dan lesu
  • Kondisi ini umumnya diukur melalui kadar hemoglobin atau HB dalam darah

SuaraKaltim.id - Dokter spesialis penyakit dalam Johanes Adiatna Mastan menyatakan bahwa sering merasa lemas dan cepat lelah bisa menjadi tanda awal seseorang mengalami anemia.

"Kekurangan sel darah merah berarti menyebabkan nutrisi dan oksigen yang ada dalam tubuh kita ini tidak tersebar atau tidak terdistribusi dengan baik ke seluruh jaringan," kata dokter Johanes di Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (26/10).

Kondisi tersebut otomatis akan membuat tubuh merasa kekurangan energi, lemah, letih, dan lesu.

"Jadi yang disebut anemia itu adalah kekurangan sel darah merah," paparnya.

Baca Juga:Kaltim Kirim Dokter Relawan ke Palestina, Bukti Komitmen Kemanusiaan Global

Kondisi ini umumnya diukur melalui kadar hemoglobin atau HB dalam darah. Patokan umum yang digunakan adalah ambang batas 12 gram per desiliter (g/dL) untuk perempuan dan 13 g/dL untuk laki-laki.

Seseorang dapat disebut anemia ketika kadar HB berada di bawah ambang batas tersebut.

Namun, evaluasi dan pemantauan lebih lanjut biasanya diperlukan jika HB sudah di bawah 10 g/dL atau mulai menimbulkan gejala klinis.

Ia meluruskan mitos bahwa wajah pucat selalu menandakan anemia.

"Pucat itu bisa karena banyak hal," ujarnya.

Baca Juga:Apa Bahaya Sikat Gigi Setelah Makan? Ini Peringatan Dokter

Ia menyebut wajah pucat bisa disebabkan multifaktorial dan tidak selalu anemia. Johanes juga membantah mitos bahwa anemia hanya terjadi karena kekurangan zat besi.

"Anemia itu tidak hanya melulu karena kurang zat besi ya," katanya.

Menurutnya, anemia bisa disebabkan oleh kekurangan folat atau vitamin B12. Selain itu, anemia juga bisa terjadi akibat penyakit autoimun atau adanya penyakit kronik.

"Karena penyebabnya sangat luas, pemeriksaan lanjutan diperlukan untuk menentukan jenis anemia. Diagnosis memerlukan pengecekan parameter lain selain HB, yaitu volume sel darah merah (MCV), konsentrasi rata-rata hemoglobin pada satu sel darah merah (MCHC), dan rata-rata hemoglobin (MCH)," katanya.

Dokter Johanes juga mengidentifikasi beberapa faktor risiko yang paling sering ditemui di lapangan. Salah satunya adalah orang-orang dengan kondisi diet restriksi khusus.

Pola makan tersebut dapat membuat seseorang menderita anemia jika kebutuhan nutrisi lain tidak terpenuhi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini