DPR Dukung Langkah Purbaya Berantas Mafia Impor Tekstil Ilegal

Ia mendukung penilaian Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) yang menilai praktik impor ilegal mengganggu rantai pasok industri yang terintegrasi.

Denada S Putri
Senin, 27 Oktober 2025 | 23:09 WIB
DPR Dukung Langkah Purbaya Berantas Mafia Impor Tekstil Ilegal
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa (Instagram/purbayayudhi_official)
Baca 10 detik
  • Dukungan terhadap pemberantasan impor ilegal — Chusnunia mendukung langkah Menkeu Purbaya memberantas mafia impor tekstil dan pakaian bekas untuk menyelamatkan industri tekstil nasional serta nasib pekerjanya.

  • Penguatan rantai pasok dan kebijakan pro-domestik — Ia menekankan pentingnya pengawasan Bea Cukai, perbaikan prosedur impor, dan kebijakan yang berpihak pada industri domestik agar sektor tekstil dapat menjadi tulang punggung reindustrialisasi nasional.

  • Potensi industri tekstil dan inovasi — Chusnunia menyoroti potensi TPT Indonesia sebagai pusat inovasi dan pertumbuhan global, namun industri perlu mengamankan pasar domestik dari impor ilegal untuk memperbaiki rantai pasok dan mengejar ketertinggalan teknologi dibanding negara tetangga.

SuaraKaltim.id - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Chusnunia, menyambut baik langkah Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, dalam memberantas mafia impor tekstil ilegal, termasuk pakaian bekas, sebagai upaya menyelamatkan industri tekstil nasional dan nasib pekerjanya.

“Sudah terlalu lama mafia impor ini dibiarkan dan dampaknya terasa langsung oleh para pekerja dan industri tekstil nasional, karenanya langkah Menkeu ini harus kita dukung bersama untuk menyelamatkan nasib industri tekstil nasional kita,” kata Chusnunia di Jakarta, disadur dari ANTARA, Senin, 27 Oktober 2025.

Ia mendukung penilaian Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) yang menilai praktik impor ilegal mengganggu rantai pasok industri yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

Dugaan praktik ilegal ini bahkan berpotensi merugikan negara hingga Rp54 triliun per tahun dan memicu penutupan puluhan perusahaan serta gelombang PHK sejak 2022.

Baca Juga:CEK FAKTA: Klaim Purbaya Ajak Investasi Rp4 Juta Untung Rp21 Juta per Minggu,

“Kita terus mendorong Direktorat Jenderal Bea Cukai dapat memperkuat sistem pengawasan dan memperbaiki prosedur penerimaan barang impor dari pelabuhan,” ujar Chusnunia.

Dia menekankan pentingnya kebijakan yang berpihak pada industri domestik karena sektor tekstil masih menyumbang hampir satu persen terhadap PDB dan menyerap lebih dari tiga juta tenaga kerja, meski menghadapi tantangan seperti ketergantungan bahan baku impor dan daya saing domestik.

“Artinya, dengan kebijakan yang berpihak, sektor ini dapat menjadi tulang punggung reindustrialisasi nasional yang berdampak pada masa depan industri tekstil nasional kita,” katanya.

Chusnunia juga menyoroti potensi besar industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia untuk menjadi pusat inovasi dan pertumbuhan global.

Namun, tekanan impor selama 15 tahun terakhir membuat industri domestik kehilangan ruang inovasi, sehingga teknologi dan produk baru tertinggal dibanding negara tetangga seperti Vietnam.

Baca Juga:CEK FAKTA: Bukan Teguran Megawati, Video Purbaya yang Viral Itu Hasil Editan

“Akibatnya, Indonesia tertinggal dalam pengembangan teknologi dan produk baru dibanding Vietnam. Karenanya langkah awal yang perlu dilakukan adalah mengamankan pasar domestik dari hulu hingga hilir agar industri bisa pulih sambil memperbaiki rantai pasok yang terganggu oleh praktik impor dumping dan impor ilegal,” tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini