SuaraKaltim.id - Kejaksaan Negeri Penajam Paser Utara (PPU), menggeledah Kantor Sekretariat Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat.
Setelah salah satu staf PNS di KPU terseret kasus penyelewengan dana pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018, Senin (14/5/2020).
Dikatakan Kejaksaan Negeri Kabupaten Penajam Paser Utara, I Ketut Kasna Dedi, pihaknya telah melakukan penggeledehan karena KPU dianggap tidak kooperatif.
"Kami lakukan penggeledahan terkait penanganan perkara karena sampai sekarang tidak kooperatif serahkan data kegiatan yang dilakukan pada 2018," katanya.
Baca Juga: Antisipasi Klaster Pilkada, KPU Buat Bilik Khusus
Kepala Petugas menggeledah ruangan sekretaris dan bagian keuangan Kantor Sekretariat KPU, dimulai pukul 10.00 Wita. Penggeladahan juga dilakukan di kediaman tersangka berinisial S di Kecamatan Waru. Penyidik berhasil mengamankan sejumlah dokumen.
Kejaksaan Negeri Kabupaten Penajam Paser Utara mulai menangani dugaan penyelewengan dana pelaksanaan Pilkada 2018 senilai lebih kurang Rp26 miliar tersebut pada November 2019, kemudian ditingkatkan ke tahap penyidikan pada Juli 2020.
Kejaksaan Negeri setempat menetapkan satu tersangka berinisial S berstatus PNS (pegawai negeri sipil) yang diduga menyelewengkan dana pengadaan alat peraga pada Pilkada Kabupaten Penajam Paser Utara 2018 tersebut pada 9 September 2020.
"Baru satu yang kami tetapkan tersangka inisialnya S selaku PPK (pejabat pembuat komitmen), nanti lihat perkembangannya apakah ada tersangka lainnya," ujar nya.
"Total dana Pilkada 2018 lebih kurang Rp26 miliar, sisa anggaran Rp5 miliar sudah dikembalikan ke kas daerah. Jadi kami selidiki dana pilkada yang digunakan sekitar Rp21 miliar," jelasnya.
Baca Juga: KPU Tetapkan DPS Pilkada Sergai 458.107, Terbanyak Pemilih Wanita
Penggeledahan di Kantor Sekretariat KPU KPPU itu, lanjut dia, untuk mencari dokumen berkaitan dengan penggunaan anggaran kegiatan pelaksanaan Pilkada 2018.
"Kami juga temukan sejumlah stempel, nota-nota dan kuitansi. Kami menduga ada indikasi laporan pertanggungjawaban kegiatan fiktif yang dibuat. Karena itu kami geledah,” sebutnya.
Penyitaan dokumen penting tersebut untuk bahan penyelidikan dan penyidikan. Pemeriksaan sementara tim penyidik menemukan potensi kerugian negara sekitar Rp300 juta. Kejaksaan juga telah melakukan pemeriksaan terhadap belasan saksi atas dugaan penyelewengan itu. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
5 HP Murah Kamera 108 MP, Harga Mulai Rp1 Jutaan Hasil Foto Tak Ada Lawan
-
Oh Nasibmu MU: Tak Pernah Kalah, Sekali Tumbang Justru di Laga Final
-
Tottenham Hotspur Juara Liga Europa, Akhiri 17 Tahun Puasa Gelar
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
Terkini
-
Rezeki Nomplok Pagi-pagi! Buruan Klaim 5 Link DANA Kaget Hari Ini, Jangan Sampai Terlambat
-
Tips Dapat Saldo DANA Gratis + 5 Link Kaget Terbaru Hari Ini
-
Link DANA Kaget Siap Diklaim, Ada 3 Amplop Kejutan Hari Ini
-
7 Link DANA Kaget Untuk Persiapan Promo Gajian di Akhir Bulan, Segera Klik Linknya
-
Antrean BBM di Balikpapan Mulai Terurai, SPBU Kini Beroperasi 24 Jam