SuaraKaltim.id - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kaltim Menggugat (Mahakam), menggelar aksi demonstrasi di depan kantor DPRD Kalimantan Timur (Kaltim).
Gerakan mahasiswa dari delapan kampus di Kota Samarinda itu kembali menuntut pemerintah segera mencabut Omnibus Law, UU Cipta Kerja yang telah ditandatangani Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
Aksi digelar sekira pukul 15.30 Wita, dimulai dengan melakukan aksi jalan kaki dari Masjid Islamic Center
Sebelum memulai orasi, demonstran sempat menggelar shalat Ashar berjamaah di depan pagar kawat yang melingkari pintu masuk DPRD Kaltim.
Baca Juga: Buruh Batam Kembali Unjuk Rasa, Minta Gubernur Abaikan Instruksi Menaker
Personel kepolisian dari Polresta Samarinda, sudah menyiapkan air wudu dalam jumlah banyak di lokasi unjuk rasa.
Sekira pukul 16.00 Wita, mahasiswa mulai berorasi di atas mobil komando dan menyanyikan lagu Buruh Tani.
Humas aksi, Yohanes Richardo menyebut penandatanganan UU Cipta Kerja oleh Presiden Jokowi dimaknai sebagai matinya demokrasi.
Ditambah lagi, sikap Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan DPRD Kaltim yang menjanjikan penyampaian aspirasi tanpa menolak, sama halnya mendukung UU Cipta Kerja.
“Janji pemerintah kita hanya omong kosong, mereka itu palsu dan suka memberi harapan palsu. Kami kemari akan memberitahu mereka, kami tidak berhenti,” ujarnya.
Baca Juga: Tolak Disebut Perusuh Unjuk Rasa, BEM SI DIY Temui Sultan
Ratusan mahasiswa itu dijaga oleh 553 personil gabungan dari TNI-Polri serta tambahan 1 kompi personil Brimob Pelopor B Polda Kaltim.
Kabag Ops Polresta Samarinda, Kompol Ahmad Andi Suryadi menjelaskan, ratusan personel gabungan disiagakan untuk mengamankan jalannya aksi.
Walau pada kenyataannya, Polresta Samarinda berharap aksi unjuk rasa selalu berakhir damai.
"Tentu kami selalu mengimbau dan berharap kegiatan para pendemo nantinya berjalan dengan tertib tanpa ada pelanggaran ataupun sentuhan fisik dengan petugas," ungkapnya.
Sekira pukul 17.30 Wita, petugas kepolisian mengingatkan massa untuk bergerak mundur. Pasalnya, masyarakat Samarinda akan melanksanakan ibadah Shalat Magrib.
Sempat terjadi aksi dorong, mahasiswa kemudian menarik pagar kawat yang sudah dipasang.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah Desain Timeless: Enak Dilihat Sepanjang Waktu, Mulai Rp 30 Jutaan
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Mesin Diesel Harga di Bawah Rp100 Juta
- Selamat Tinggal Mees Hilgers, Penggantinya Teman Dean James
- 5 Alasan Honda Supra X 125 Old Masih Diminati, Lengkap dengan Harga Bekas Terbaru Juni 2025
Pilihan
-
Daftar Rekomendasi Mobil Bekas Favorit Keluarga, Kabin Lapang Harga di Bawah Rp80 Juta
-
6 Mobil Bekas Kabin Luas Bukan Toyota, Harga di Bawah Rp80 Juta Pas Buat Keluarga!
-
3 Mobil Toyota Bekas di Bawah Rp80 Juta: Kabin Lapang, Hemat Bensin dan Perawatan
-
Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
Terkini
-
Tak Dipecat, Honorer Bontang Beralih Jadi PPPK Paruh Waktu
-
Gratispol Digeber, Pemprov Kaltim Gratiskan UKT 33 Ribu Mahasiswa Baru
-
Wujudkan Desa Mandiri di Kawasan IKN, Pemkab PPU Beri Bimtek ke BPD
-
Covid-19 Datang Lagi? Kaltim Siapkan Rumah Sakit dan Puskesmas
-
Kaltim Peringkat Kedua Digitalisasi Transaksi Pemerintah, Ini Arahan Wagub Seno