SuaraKaltim.id - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengatakan ada beberapa alasan mengapa belum semua sekolah siap melakukan pembelajaran tatap muka.
Sekretaris Jenderal FSGI Heru Purnomo menuturkan pemerintah perlu memastikan bahwa seluruh sekolah telah memenuhi standar keamanan yang ditetapkan untuk mencegah penularan Covid-19 di antara guru dan siswa.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebelumnya mengizinkan sekolah dibuka mulai Januari 2021 apabila disetujui oleh pemerintah daerah, kepala sekolah, orang tua siswa.
Pemantauan FSGI menunjukkan bahwa mayoritas sekolah baru menyiapkan infrastruktur fisik seperti tempat mencuci tangan, namun belum menyiapkan pedoman berperilaku selama belajar tatap muka.
"Ketika belajar dan tidak diatur dengan ini [pedoman berperilaku], sekolah bisa menjadi klaster penularan Covid-19. Ini yang kami khawatirkan," ujar Heru kepada Anadolu Agency pada Senin.
"Misalnya setiap pagi guru mengecek penciumannya baik, suhu tubuhnya baik. Kalau tidak baik, lebih baik tidak sekolah," lanjut dia.
Menurut Heru, pedoman berprilaku ini penting untuk membangun pemahaman guru dan siswa agar disiplin dan terhindar dari risko penularan Covid-19.
Dia melanjutkan, pedoman ini juga mesti diterapkan di rumah dan di tempat aktivitas para siswa dan guru lainnya agar tidak menimbulkan risiko ketika berada di sekolah.
"Kalau siswa keluyuran sepulang sekolah, lalu terpapar di tempat lain, ini kan juga berisiko menularkan di sekolah, padahal bisa jadi tertularnya tidak di sekolah," ujar Heru.
Baca Juga: Camkan Pesan Guru Danau: Saya Tak Pernah Ikut Berpolitik, Saya Tidak Mau
Sementara itu, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyati juga menemukan hal serupa.
Pengawasan KPAI di Pulau Jawa, Sumatra, dan Nusa Tenggara Barat menunjukkan bahwa sebagian besar sekolah belum siap menjalankan protokol kesehatan..
"Secara umum dari 48 sekolah yang didatangi, sebagian besar belum siap. Tapi ada juga sekolah yang KPAI nilai sudah sangat siap untuk belajar tatap muka," ujar Retno.
Dengan keputusan yang telah dibuat untuk membuka sekolah, KPAI merekomendasikan agar belajar tatap muka juga sebaiknya dimulai dengan jumlah siswa sebanyak sepertiga kapasitas kelas.
Selain itu, KPAI meminta agar pemerintah memfasilitasi tes usap untuk guru dan siswa sebelum belajar tatap muka dimulai pada Januari mendatang.
Di sisi lain, FSGI menilai kebijakan sekolah tatap muka dibutuhkan untuk menjaga capaian dan mutu pendidikan siswa Indonesia.
Berita Terkait
-
Potret Pilu Pendidikan di Bogor, Kakak Adik di Parung Bertukar Seragam Demi Sekolah
-
Ajudan Presiden: Kepsek dan Satpam Kembali Bertugas di SMP 1 Prabumulih
-
Wali Kota Prabumulih Lulusan Apa? Viral Copot Kepsek Gegara Tegur Anaknya
-
Bak Bumi Langit: Instagram Kepsek SMPN 1 Prabumulih Banjir Dukungan, IG Walkot Dihujat
-
Usai Video Perpisahan Penuh Haru Viral, Jabatan Kepsek SMP N 1 Prabumulih Dikembalikan
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
CEK FAKTA: PBB Disebut Intervensi DPR Indonesia, Benarkah?
-
CEK FAKTA: Prabowo Akan Bubarkan DPR Jika Tak Sahkan UU Perampasan Aset
-
CEK FAKTA: Undang-Undang Perampasan Aset Disahkan Prabowo
-
CEK FAKTA: Pendaftaran PPPK Paruh Waktu 2025 Bisa Lewat Tautan Facebook
-
CEK FAKTA: Klaim Sahroni Marah ke Polisi Usai Rumahnya Dijarah