SuaraKaltim.id - Ibu Kota Nusantara (IKN) terus mempertegas identitasnya sebagai bukan sekadar pusat pemerintahan, melainkan juga sebagai ruang hidup bagi budaya-budaya lokal dan global.
Hal ini tercermin dari pelaksanaan Festival Sumpit Nusantara 2025, yang digelar bertepatan dengan Kongres Diaspora Indonesia ke-8.
Festival ini menjadi langkah konkret Otorita IKN untuk mengangkat kekayaan tradisi lokal ke panggung dunia.
Hal itu disampaikan Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono ketika ditanya mengenai Festival Sumpit Nusantara 2025 di Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU), Sabtu, 2 Agustus 2025.
"IKN di masa depan tidak hanya jadi kota administratif, tetapi juga episentrum budaya dunia yang tumbuh dari kekuatan tradisi dan semangat kebangsaan yang menyatukan," ujar Basuki, disadur dari ANTARA, di hari yang sama.
Festival ini menjadi bagian dari upaya inventarisasi dan perencanaan agenda kebudayaan yang lebih terstruktur di IKN.
Menurut Basuki, antusiasme masyarakat terhadap kegiatan seseni-budaya akan mendorong Otorita IKN untuk menjadikan festival-festival tersebut sebagai program reguler tahunan.
"Tahun ini, kami inventarisasi ada festival budaya, festival sumpit, macam-macam, kalau melihat potensi dan antusias mulai tahun depan dilaksanakan yang lebih baik," katanya.
Festival Sumpit Nusantara 2025 tak hanya menyedot minat masyarakat Kalimantan, mulai dari Kalimantan Timur (Kaltim) hingga Kalimantan Barat (Kalbar), tetapi juga menarik perhatian regional.
Baca Juga: Pendidikan Merata di Kawasan IKN, PPU Targetkan 6.000 Siswa Terima Kartu Cerdas
Brunei Darussalam turut mengirimkan peserta, memperluas cakupan budaya ke tingkat Asia Tenggara.
Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN, Alimuddin, menegaskan bahwa festival ini akan terus dikembangkan menjadi ajang budaya tahunan berskala internasional.
"Kami jadikan semakin besar dan ramai, dan yang terpenting menjadi kalender tahunan,” ucap Alimuddin.
Ia menambahkan, dalam waktu mendatang, peserta dari negara-negara lain seperti Australia akan turut diundang untuk memperkuat posisi IKN sebagai destinasi budaya global.
Sumpit, sebagai simbol kebudayaan masyarakat Dayak, kini diangkat kembali bukan hanya sebagai warisan lokal, tetapi juga sebagai representasi nilai-nilai keberanian, ketangkasan, dan kedewasaan dalam masyarakat adat Kalimantan.
Ia bukan sekadar alat berburu, tapi juga bagian dari ritus peralihan yang sarat makna.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
Terkini
-
Kaltim Kirim Dokter Relawan ke Palestina, Bukti Komitmen Kemanusiaan Global
-
Kaltim Mulai Lepas Ketergantungan Batu Bara, UMKM Jadi Pilar Baru Ekonomi
-
Festival Sumpit di IKN: Tradisi Lokal, Ambisi Global
-
BPS: Garis Kemiskinan Kaltim Capai Rp 866 Ribu per Kapita
-
Maxim Minta Penjelasan Transparan soal Penyegelan Kantor di Kaltim