Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 13 Januari 2021 | 12:14 WIB
Banjir di Kota Balikpapan, Jumat (6/11/2020). [foto: BPBD Balikpapan]

SuaraKaltim.id - Anggaran untuk penanggulangan banjir di Kota Balikpapan pada tahun 2021 dialokasikan Rp 49 miliar. Meski begitu, dana tersebut direncanakan akan difokuskan untuk berbagai keperluan dalam beberapa program yang ada.

Kepala DPU Balikpapan Andi Yusri Ramli mengemukakan pada tahun 2021 instansinya masih fokus dalam penanggulangan banjir.

“Dengan anggaran yang terbatas, prioritas masalah banjir ini, kami arahnya ke situ juga,” ujarnya seperti dilansir Inibalikpapan.com-jaringan Suara.com pada Rabu (13/01/2021).

Yusri mengemukakan, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPRD Balikpapan, ada beberapa usulan pengadaan seperti, pompa penyedot air bersih dan lumpurdengan sistem mobile sehingga kapan pun dan di mana pun diperlukan bisa digunakan.

Baca Juga: Kabupaten Solok Diterjang Banjir dan Longsor: Jalan Amblas, Jembatan Ambruk

“Bisa saja difungsikan untuk menyedot sedimentasi yang sifatnya di dalam kota,” akunya.

Yusri menjelaskan bahwa anggaran sekitar Rp 49 miliar untuk penanganan yang berkaitan dengan saluran dan sedimentasi akan dimanfaatkan sebaik mungkin.

“Mudah-mudahan anggaran cukup dan bermanfaat,” imbuhnya.

Dia juga berharap adanya peran serta masyarakat atau pihak ketiga seperti halnya pengembang, sehingga tidak semua penanganan banjir diserahkan kepada pemerintah khususnya DPU.

“Masyarakat kerja bakti untuk menjaga kebersihan lingkungan masing-masing supaya saluran dapat berfungsi dengan baik. Sehingga DPU hanya mengurus di pinggiran jalan, saluran sekunder dan primer dan tidak lagi mengurus lingkungan masyarakat,” tuturnya.

Baca Juga: Banjir Solok Selatan: 463 Rumah Terendam, 1.554 Jiwa Terdampak

Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Balikpapan Alwi Al Qadri mengemukakan, untuk setiap tahun penanganan banjir selalu dianggarkan. Namun, banjir masih tetap terjadi di Kota Balikpapan.

Dia mengemukakan, dengan adanya upaya terobosan atau alternatif seperti usulan alat penghisap yang dapat menyedot air pada saat banjir agar bisa dibuang ke laut diharapkan bisa dimaksimalkan.

“Saya kasih masukkan kepada DPU supaya banjir tidak perlu selalu dengan anggaran yang besar, tetapi tidak terealisasikan maksimal, lebih baik mencari terobosan yang baru,” serunya.

Seperti halnya juga, penanganan banjir dapat dilakukan dengan mengeruk sedimentasi yang merupakan salah satu penyebab banjir.

“Percuma di atas diperbaiki tetapi di bawah sedimen tanahnya tidak dikerok,” ujarnya.

Load More