SuaraKaltim.id - Penggunaan Vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang merupakan produsen asal China saat ini sudah dilaksanakan di berbagai wilayah Indonesia. Hal tersebut mengundang polemik di kalangan masyarakat mulai dari persoala halal haram hingga efikasi yang dinilai rendah.
Lantaran itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pun angkat bicara mengenai pemilihan vaksin yang kini digunakan di beberapa negara, selain Indonesia tersebut.
Erick menyatakan, jika pemilihan vaksin asal negeri tirai bambu tersebut sudah dipikirkan secara matang. Dia mengemukakan, pada awalnya pemerintah mengontak produsen vaksin dari Eropa dan Amerika Serikat, namun tidak langsung direspon cepat, bahkan sangat lambat.
Akhirnya, pemerintah memutuskan memilih Sinovac yang juga memproduksi Vaksin Virus Corona untuk program vaksinasi di dalam negeri.
"Nah kenapa dua negara tujuan saat itu UAE dan China, karena memang sejak awal ketika kita mengontak pembuat vaksin dari Eropa dan Amerika, responnya sangat rendah," ujar Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR yang ditulis, Kamis (21/1/2021).
Selain itu, dia juga melanjutkan, hubungan dagang antara Indonesia-China juga jadi alasan pemerintah memilih vaksin Sinovac dari China. Ia menjelaskan, hubungan dagang keduanya telah berjalan dengan lancar baik ekspor maupun impor.
"Hubungan dagang dengan China saat itu terbukti bagaimana China bantu ekspor Indonesia masuk ke China ataupun kerja sama lainnya," ucap dia.
Dari alasan itulah, Erick langsung menugaskan, BUMN yang bergerak di bidang farmasi, yaitu PT Bio Farma (Persero) untuk melakukan penjajakan dengan Sinovac terkait pasokan vaksin.
"Dari penjajakan itulah kami kembali tugaskan Bio Farma melakukan penjajakan vaksin. Bio Farma memang adalah perusahaan yang sudah memproduksi vaksin sejak dulu dan merupakan peran partner daripada Menkes. Jadi bukan sesuatu yang baru," kata dia.
Baca Juga: Erick Thohir Pastikan Info Vaksin Covid-19 Pakai Chip Hoaks
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir menambahkan, perseroan akan mendapatkan 140 juta dosis bahan baku vaksin dari Sinovac.
Hingga saat ini, pihaknya telah mendapatkan pasokan vaksin sebanyak 3 juta dosis vaksin dalam bentuk jadi.
"Kemudian kita juga ada kontrak dengan novavax 50 juta dosis tapi ada opsi 80 juta dosis ini juga bergantung ada opsi yang bisa kita eksekusi tapi subjek to berapa tootal supply yang bisa iita dapat dari covax/gavi," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
Terkini
-
128 Penyuluh Dikerahkan Kukar untuk Kawal Swasembada Pangan IKN
-
Unmul Klarifikasi Mahasiswa dalam Video 'Tunggangi Penyu' Derawan: Bukan Bagian Kegiatan KKN
-
Balikpapan Matangkan Lokasi Dapur MBG di Tiga Kecamatan Prioritas
-
Dukung IKN, Pemkab PPU Targetkan 60 Persen Warga Terlayani Air Bersih
-
Harga Beras Premium di Balikpapan Tembus Rp17 Ribu, Jauh di Atas HET