SuaraKaltim.id - Gempa yang mengguncang Majene, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) beberapa waktu lalu, membuat sekelompok pemuda asal Kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa tergerak membantu korban.
Mengumpulkan menyalurkan bantuan untuk korban bencana di Bumi Assamalewuang menjadi tujuan dengan mencari titik yang tidak biasa, yakni daerah pelosok yang kemungkinan besar belum mendapatkan bantuan.
Pengalaman menyalurkan bantuan ke daerah pelosok ini pula yang diceritakan salah satu relawan asal Mambi, Angga. Bersama rekannya, dia mendatangi Desa Ulumanda.
Berbagai rintangan selama perjalanan menyalurkan bantuan ditempuh untuk menembus desa yang terisolasi demi bantuan kemanusiaan.
Baca Juga: BMKG: Sulawesi Barat Sangat Rawan Gempa
Desa Ulumanda sendiri setelah gempa menjadi kawasan yang terisolaso karena tanah longsor yang menimbun badan jalan di akses utama, sehingga proses penyaluran logistik lewat jalur darat terputus.
Bagi Angga dan kawan-kawan, tak ada kata menyerah untuk menyalurkan bantuannya. Lantaran kendaraan roda empat tak bisa masuk, mereka pun berinisiatif menggunakan kendaraan roda doa sejumlah sembilan unit.
Mengandalkan kekompakan dan kekuatan, mereka pun menempuh medan yang sulit ditembus untuk sampai di titik pengungsian yang berjarak 28 kilometer.
Pun di tengah perjalanan, mereka harus melintasi dua sungai besar tanpa ada jembatan. Pilihan menggunakan rakit pun menjadi satu-satunya yang memungkinkan untuj menyeberangi Sungai Aralle dan Sungai Urekang. Rakit darurat yang terbuat dari bambu telah disiapkan menjadi jembatan penyeberangan.
“Sampai di batas Kabupaten Mamasa dan Kabupaten Majene, kami menyeberangi sungai Aralle. Karena belum punya jembatan terpaksa kami buat rakit darurat untuk bisa menyeberangkan motor – motor kami. Tanpa kendala dan sembilan motor berhasil kami seberang kan ke tepi sungai Aralle dengan cara gotong royong,” cerita Angga seperti dilansir Pojokcelebes.com-jaringan Suara.com.
Baca Juga: Kondisi Desa Paling Parah Akibat Gempa Sulbar, Warga Mulai Diterpa Penyakit
Perjalanan yang ditempuh menuju titik pengungsian, diakuinya menghabiskan waktu hingga beberapa hari.
Berita Terkait
-
Gempa Magnitudo 5,4 Guncang Banda Aceh Jelang Salat Tarawih, Tak Berpotensi Tsunami
-
Gempa 5,5 Magnitudo Guncang Nepal, Pusatnya Dekat Kodari
-
Trauma Gempa, Pria Turki Pilih Tinggal di Gua Selama 2 Tahun!
-
Alat Pendeteksi Gempa dan Tsunami di Sidrap Dicuri, BMKG: Sudah 4 Kali!
-
Efisiensi Anggaran Prabowo, BMKG Jamin Alat Pemantau Gempa Bumi dan Tsunami Tak Terdampak
Terpopuler
- Dukung Penyidik Tahan Nikita Mirzani, Pakar Justru Heran dengan Dokter Reza Gladys: Kok Bisa...
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Hotman Paris Skakmat Fidaus Oiwobo, Ketahuan Bohong Soal Keturunan Sultan Bima
Pilihan
-
Baru 2 Bulan, Penjualan Denza D9 Sudah Kalahkan Alphard di Indonesia
-
Saham BJBR Anjlok, Aksi Jual Marak Usai Dirut dan Corsec Terjerat Korupsi Dana Iklan Bank BJB
-
Owner Wong Solo Grup Laporkan Pengusaha Asal Bekasi dalam Kasus Penipuan Investasi
-
Sosok Widi Hartoto Corsec Bank BJB Tersangka Kasus Korupsi Iklan, Punya Harta Miliaran Rupiah
-
Kembali Difitnah Soal Kirim Utusan ke PDIP, Jokowi: Diam dan Senyumin Aja
Terkini
-
Jadwal Imsak untuk Balikpapan, Samarinda dan Bontang 14 Maret 2025
-
Sidak Satgas Pangan: Minyakita di Balikpapan Kurang Takaran, Melebihi Batas Toleransi
-
Efisiensi Anggaran Prabowo Berdampak: Jumlah Penumpang Bandara APT Pranoto Anjlok
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
Jadwal Buka Puasa untuk Balikpapan, Samarinda dan Bontang 13 Maret 2025