Ratusan Warga Desa Sumurgeneng Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban membeli 180 mobil mewah. Selain mobil mewah, warga Kampung Crazy Rich Tuban ini juga berinvestasi tanah. [Foto: timesindonesia.co.id]
Pembelian serentak tersebut dilakukan, setelah pembayaran lahan untuk proyek kilang Tuban pertamina atau New Grass Root Refinery (NGRR) wilayah Kecamatan Jenu selesai.
"Hari ini ada 17 unit mobil merk Toyota yang dibeli warga setelah selesai pembayaran ganti rugi atau pembebasan lahan untuk proyek kilang pertamina," jelasnya lewat telponnya seperti dilansir Timesindonesia.co.id-jaringan Suara.com.
Sholikin mengemukakan, ada sekitar 176 mobil baru yang tercatat telah dibeli warganya. Belum lagi jumlah mobil bekas atau second yang dibeli.
Tak hanya itu, tiap satu kepala keluarga bahkan ada yang membeli kendaraan roda empat tersebut berjumlah dua hingga tiga sekaligus.
Baca Juga: Orang Kaya Baru di Tuban Ramai-ramai Beli Mobil Barengan
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Bareskrim Nyatakan Ijazah S1 UGM Jokowi Asli, Bernomor 1120 dengan NIM 1681/KT
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
Pilihan
-
6 'Bansos' Disalurkan Pemerintah Mulai Juni 2025, Ini Daftar dan Sasarannya
-
Profil Arkhan Fikri: Anak Emas Shin Tae-yong, Pemain Muda Terbaik BRI Liga 1
-
PSS Sleman Degradasi, Pemain Timnas Brasil dan Australia Ungkap Kesedihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
Terkini
-
Pagi-pagi Cuan, Buka Segera 3 Amplop DANA Kaget Sambil Rebahan
-
Tambahan Malam Minggu, Cek 4 Link DANA Kaget buat Traktir Teman-teman
-
TKA Mulai Diterapkan November 2025, Sasar Evaluasi Individu Siswa
-
54 Persen Lebih! Proyek Gedung PUPR IKN Bukti Komitmen PTPP
-
Penerimaan Pajak Kaltimtara Capai Rp 5,8 Triliun, Tapi Terkoreksi 24 Persen