Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 18 Februari 2021 | 16:11 WIB
Ilustrasi Petani Garam / [Beritajatim.com]

SuaraKaltim.id - Penyuluh Perikanan Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan, memfasilitasi pembentukan kelompok tani garam di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).

Fasilitasi pembentukan kelompok petani garam dilakukan seiring telah dilakukannya uji coba produksi garam di Kelurahan Pejala, Penajam, tahun lalu. Dengan menggunakan sistem tunel.

"Banyak pihak yang kami gandeng dalam pembentukan kelompok tani garam ini agar rencana memproduksi garam bisa cepat karena dua kelompok petani garam sudah terbentuk," ujar Koordinator Penyuluh Perikanan Kabupaten PPU Suriyadi di Penajam, Rabu 17 Februari 2021.

Saat itu pihaknya membuat percobaan beberapa tunel yang masing-masing berukuran 4x6 meter. Dalam uji coba ini menghasilkan 150 kg hingga 200 kg garam krasak per tunel.

Berbagai pihak yang dilibatkan dalam fasilitasi ini adalah Dinas Perikanan PPU, Tim Program Pembangunan, Pemberdayaan, Kelurahan dan Perdesaan Mandiri (P2KPM) PPU, TNI AL Penajam, dan Lurah Pantai Lango.

Sementara dua kelompok tani garam yang sudah terbentuk adalah Kelompok Tani Semoga Maju dengan calon lokasi tunel di RT 03, kemudian Kelompok Tani Rafli Maharaja dengan calon lokasi tunel di Pulau Balang. Masing-masing kelompok beranggotakan sekitar 10 orang.

Menurut Sukisno Ketua Kelompok Tani Semoga Maju, calon tunel yang akan dibuat di depan rumahnya ini akan dibuat tiga unit. Masing-masing tunel dengan ukuran 3x4 meter.

Sementara Penanggungjawab Program P2KPM PPU Sunarto Sastrowardojo mengatakan, sebagian besar kawasan PPU dikelilingi perairan yang dikenal dengan nama Teluk Balikpapan.

Di sepanjang pantai mulai Kecamatan Penajam, Kecamatan Waru, hingga Kecamatan Babulu terdapat SDA laut yang berpotensi untuk produksi garam, apalagi sudah dilakukan uji coba dan berhasil.

Untuk itu ia berharap dari keberhasilan uji coba ini bisa dipraktikkan oleh masyarakat Pantai Lango, terutama bagi warga yang tidak mencari nafkah sebagai nelayan seperti kaum ibu dan kelompok masyarakat lainnya.

"Garam dibutuhkan bukan hanya oleh kita, tapi juga oleh semua masyarakat Indonesia, bahkan warga seluruh dunia sehingga hal ini menjadi peluang bagus. Kita bisa memproduksi garam, tapi sayangnya kita justru masih membeli garam dari luar," katanya. (Antara)

Load More