SuaraKaltim.id - Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Sangkuriang-Mangkalihat di Kabupaten Kutai Timur dan Berau didatangi Tim Verifikasi Warisan Geologi Pusat Survei Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Kedatangan tim tersebut merupakan tindak lanjut dari penilaian yang pernah dilakukan pada tahun 2020 silam.
“Sebenarnya kisaran tahun 2010 sudah mulai ya. Kami melanjutkan saja hasil-hasil yang dicapai. Mudah-mudahan tahun ini kita bisa memfinalisasinya,” kata Kepala Dinas ESDM Kaltim Christianus Benny dikutip dari Inibalikpapan.com-jaringan Suara.com.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim sebenarnya sejak awal mendukung pembentukan KBAK Sangkuriang-Mangkalihat menjadi geopark.
“Di situ menjadi kawasan terpadu. Bukan hanya ESDM, juga pariwisata, kehutanan, pendidikan dan kebudayaan,” ujarnya
Manajer Senior Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) Niel Makinuddin mengemukakan, rencana tersebut kemudian terhambat karena pandemi Covid-19. Sehingga proses verifikasi kerap mundur dari rencana yang telah disusun.
“Agak mundur jadwalnya, sebab pandemi. Dan ini mereka (tim verifikasi) akan bekerja selama kisaran sembilan hari dari 19 (Februari) hingga 27 Februari di beberapa titik dari 29 titik,” ujarnya.
Dia mengemukakan, Tim Verifikasi Pengusulan Geo Heritage Site PSG-Badan Geologi ke Kaltim menindaklanjuti pengusulan dilakukan oleh Gubernur Kaltim pada Januari 2020 lalu.
Pertemuan Tim verifikasi dihadiri Koordinator Karst Riset Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Eko Hariono, Kabid Geologi dan Air Tanah Dinas ESDM Kaltim PR Bantolo dan Kabid Kelistrikan Mashur S Wirahadi.
Baca Juga: Gubernur Edy Minta Pengelolaan Geopark Kaldera Toba Diprioritaskan
Sebagai gambaran, pada Karst Sangkulirang-Mangkalihat terdapat lukisan tangan di dalam goa yang berada di Kabupaten Kutai Timur hingga Berau. Pada Mei 2015 lalu, kawasan tersebut dinominasikan dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.
Kawasan pegunungan kapur tersebut memiliki hamparan seluas 2.145.301 hektare yang membentang dari Kabupaten Berau hingga Kutai Timur.
Lukisan tangan yang ada di dalam goa tersebut, diperkirakan menjadi penanda awal penyebaran rumpun manusia purba Austronesia.
Dengan begitu, Karst Sangkulirang Mangkalihat menjadi titik awal kemunculan manusia purba, karena diperkirakan sudah ada sejak 10 ribu tahun sebelum masehi.
Kini, Kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat menjadi lokasi wisata pendidikan. Karst memiliki bidang plaeontologi, arkeologi, situs fosil, struktur geologi-mineral, litologi, serta beragamnya flora dan fauna endemik pun juga keberadaan goa-goa, serta sungai bawah laut.
Untuk bisa mencapai Karst Sangkulirang-Mangkalihat waktu tempuh perjalanan akan sangat melelahkan karena membutuhkan waktu perjalanan sekitar 8-9 jam dari Samarinda melewati Sangatta Ibukota Kutai Timur.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
Terkini
-
Rp 4,1 Miliar untuk Sekolah PPU, Dorong Kualitas Pendidikan di Sekitar IKN
-
Pemprov Kaltim: Void Tambang Bukan Lagi Ancaman, Tapi Sumber Kehidupan Baru
-
Pemkot Samarinda Tata Ulang Pasar Pagi: Retribusi Tetap Rp4.000, Bayar Pakai QRIS
-
Rp 20 Miliar per Tahun, Strategi PPU Tingkatkan Kesejahteraan Guru Swasta di Penyangga IKN
-
Ismed Kusasih: Kami Bersyukur Samarinda Seberang Kini Miliki RS Swasta