Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 23 Februari 2021 | 14:10 WIB
Pesanan sepeda motor di kampung OKB Desa Kawungsari Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. [Suara.com/Abdul Rohman]

SuaraKaltim.id - Cerita Desa Sumurgeneng di Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban Jawa Timur (Jatim) yang berubah menjadi kampung miliarder menjadi fenomena baru kemunculan orang kaya baru (OKB). Namun, ternyata fenomena tersebut tak hanya terjadi di Desa Sumurgeneng saja.

Di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat (Jabar), fenomena desa miliarder juga terjadi, tepatnya di Desa Kawungsari Kecamatan Cibeureum.

Warganya yang baru mendapat uang gusuran tanah berlomba-lomba membeli sepeda motor baru dan juga mobil. Kini tercatat ada 300 sepeda motor serta 30 mobil baru yang dibeli warga setempat.

Seorang warga setempat, Nia (42) mengatakan, membeli tunai sepeda motor matik baru setelah mendapat dana ganti rugi atas pembangunan Bendungan Kuningan.

Baca Juga: Dapat Ganti Rugi dari Pertamina, Warga Kuningan Borong Motor dan Mobil

"Saya dapat uang ganti rugi sebesar Rp 100 juta lebih. Uangnya saya gunakan untuk beli motor dan barang keperluan lainnya," katanya saat dikonfirmasi Suarajabar.id pada Selasa (23/02/2021)

Dia mengemukakan, sepeda motor yang baru dibeli digunakan untuk keperluan kerja suaminya.

"Alhamdulillah, motornya untuk kerja suami, jadi tidak harus menggunakan jasa ojek terus," katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Kawungsari Kusto mengemukakan, bangunan dan bidang tanah terdampak pembangunan Bendungan Kuningan ada 386 bidang tanah dan bangunan rumah. Sebagian warga yang terdampak pun telah menerima uang gusuran yang umumnya digunakan untuk membeli sepeda motor dan mobil.

"Uangnya kebanyakan digunakan untuk keperluan konsumtif, seperti membeli motor dan mobil baru secara tunai. Sedikitnya ada 300 sepeda motor dan 30 mobil baru yang dibeli warga," katanya.

Baca Juga: Warga Desa Miliarder di Kuningan Borong Ratusan Motor dan Puluhan Mobil

Dia mengemukakan, dari 386 bidang tanah serta bangunan rumah yang dibeli pemerintah, baru 279 bidang yang telah dibayar kepada warga senilai Rp 149 miliar.

"Sebanyak 149 miliar sudah dicairkan dan diserahkan ke warga terdampak, sebagian lainnya masih menunggu, karena masih menunggu pemberkasan," katanya.

Dia juga menambahkan, dari kali pertama pencairan uang gusuran, warga langsung berbondong-bondong membeli sepeda motor.

Pada hari pertama pencairan, lanjut Kusto, pengiriman sepeda motor ke desanya sebanyak 15 unit dan terus datang setiap hari.

"Waktu pertama pencairan sih, ada lima belas unit sepeda motor datang ke desanya, setiap hari ada aja yang mesan," katanya.

Terkait pencairan dana uang gusuran tersebut, ditargetkan bakal selesai pada Juli 2021, bersamaan dengan mulai diisikan air ke bendungan tersebut.

"Bendungan akan diaktifkan pada bulan Juli, sehingga pembayaran ganti untung kepada warga harus selesai secepatnya sebelum bulan juli sudah selesai semua," katanya.

Uang ganti untung yang diterima oleh warganya berbeda jumlahnya, tergantung pada bidang tanah dan bangunan milik warga yang dibeli oleh pemerintah.

"Kalo pencairan beda-beda warga menerima uangnya, dari mulai Rp 150 juta hingga Rp 1,6 miliar," katanya.

Load More