SuaraKaltim.id - Digempur hujan es, Warga Desa Semuntai dan Desa Lombok, Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser, Kalimantan Timur (Kaltim) mendadak heboh, Selasa (2/3/2021) sore.
Informasi yang dihimpun, gempuran hujan es yang diperkirakan sebesar batu kerikil itu terjadi pada pukul 17.00 Wita.
Hujan es di dua desa tersebut diakui baru pertama kali terjadi. Warga sontak berhamburan dari dalam rumah. Terlebih karena suara atap rumah mereka begitu berisik, seperti dihujani batu kerikil.
Melihat gumpalan batu es berjatuhan, warga selanjutnya mengabadikan fenomena tersebut dengan cara mengambil video maupun gambar.
Bahkan tak jarang warga berebutan untuk mengumpulkan bongkahan, aksi tersebut dilakukan banyak orang yang terkejut dengan fenomena tersebut.
Salah satu petugas Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Daerah (BPBD) Kabupaten Paser Hendry Taham mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari warga, memang hanya di dua desa di Kecamatan Long Ikis yang terjadi hujan es.
"Laporan yang kami terima dari warga, hanya di dua desa itu. Warga heboh karena pertama kali hujan es terjadi di daerah kami," ujar Hendry, kepada Suarakaktim.id di Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Rabu (3/3/2021).
Ditambahkannya, saat terjadi hujan es di dua desa itu, turut disertai angin kencang dan hujan deras. Namun kondisi itu tidak menyebabkan adanya kerusakan terhadap rumah warga. Dan sekira satu jam kemudian, hujan es yang melanda sebagian Tanah Grogot pun akhirnya reda.
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan Erika Mardiyanti menjelaskan, dari pantauan alat meteka, menunjukkan suhu puncak awan di wilayah kejadian berkisar antara -62°C sampai dengan -75°C.
Baca Juga: Viral! Video Hujan Es di Long Ikis Kabupaten Paser Kalimantan Timur
"Suhu terdingin terjadi tepat pada saat puncak hujan terjadi yakni sore hari. Hal ini menunjukkan bahwa satelit cuaca menangkap memang terjadi pembentukan awan cumulonimbus yang sangat signifikan di wilayah terjadinya hujan lebat," sebutnya dalam keterangan tertulis yang diterima Suarakaltim.id.
Dijelaskannya lagi, fenomena hujan es biasa terjadi di Indonesia. Di mana jika terjadi pembentukan awan cumulonimbus yang signifikan, maka terbentuk tiga jenis partikel seperti butir air, butir air super dingin dan partikel es seperti yang terjadi di Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser.
"Freezing level adalah level ketinggian di mana suhu udara bernilai nol derajat celsius. Pada ketinggian ini, butiran air umumnya akan membeku menjadi partikel es. Di indonesia, freezing level umumnya berada pada ketinggian antara 4.5 sampai 5 km di atas permukaan laut. Namun biasanya, pada saat terjadinya fenomena hujan es, freezing level bisa turun lebih rendah dari ketinggian normalnya. Hal ini akan menyebabkan butiran es yang jatuh tidak sempat mencair dalam perjalanannya menuju permukaan bumi," pungkas Erika.
Kontributor : Tuntun Siallagan
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
CEK FAKTA: Video Viral Soal Penjarahan SPBU Pertamina Hanyalah Aksi Demo Warga Balongan
-
CEK FAKTA: Klaim Upacara Hari Kesaktian Pancasila Baru Digelar Lagi di Era Prabowo
-
CEK FAKTA: Gubernur Aceh Putus Hubungan Dagang dengan Medan
-
CEK FAKTA: Klaim Protes Nelayan Soal Jeriken di Palabuhanratu Keliru
-
CEK FAKTA: Benarkah Jet Tempur Israel Jatuh di Madinah?