Scroll untuk membaca artikel
Sapri Maulana
Minggu, 07 Maret 2021 | 06:00 WIB
Salah satu pedagang cabai di Pasar Johar. Hargai cabai melonjak dan stabil. [Suara.com/Dafi Yusuf]

SuaraKaltim.id - Harga cabai belum stabil, di Samarinda, dari hasil reportasi Suarakatlim.id, harga cabai masih menembus Rp 100 ribu di sejumlah pasar. Harga cabai diprediksi mulai normal pertengahan Maret 2021.

Dilansir dari Timesindonesia.co.id, salah satu penyebab harga cabai melonjak ialah sejumlah petani gagak panen karen kondisi curah hujan yang tinggi. Kondisi tersebut berdampak pada berkurangnya stok cabai yang beredar di pasaran.

Ketua Paguyuban Petani Cabai Indonesia, Jawa Timur (Jatim) Suyono memperkirakan, pada pertengahan bulan Maret sampai Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri 2021, harga cabai rawit berangsur normal.

Berdasarkan panen yang diprediksikannya, dilakukan pada bulan Maret hingga akhir Mei 2021 di sentra produksi cabai kawasan Mojokerto dan Kediri.

Baca Juga: Pulihkan Ekonomi, Samarinda Canangkan Pasar Tangguh Covid-19

Lalu, bertahap beberapa kabupaten lain. Misalnya, Probolinggo, Blitar, Tuban, hingga Malang. Untuk saat ini, lanjut Suyono, meningkatnya harga cabai murni disebabkan kondisi cuaca yang ekstrem di beberapa sentra produksi. Demikian juga dengan adanya curah hujan yang tinggi.

“Kondisi itu (hujan), mengakibatkan produksi cabai rawit di sentra produksi di Kabupaten Kediri," kata Suyono, Jumat (5/3/2021).

"Berdasarkan luas tanam mengalami penurunan sekitar 10 sampai 15% dibanding bulan yang sama pada tahun sebelumnya," sambungnya.

Oleh karena itu, banyak lahan tanam didataran rendah tergenang air yang berakibat pada kerusakan cabai. Malah, tak sedikit tanaman jenis lain yang juga terserang penyakit, seperti serangan lalat buah, daun keriting, dan buah rontok. Penyakit tersebut ditemukan hampir merata di seluruh sentra produksi cabai di Jatim.

Baca Juga: Gegara Harga Cabai Rawit Meroket, Cabai Busuk Diserbu Masyarakat

Load More