Scroll untuk membaca artikel
Sapri Maulana
Sabtu, 08 Mei 2021 | 04:15 WIB
ILUSTRASI. Konsumen memperlihatkan kemasan biskuit Khong Guan. Saat Lebaran, kaleng bekas Khong Guan kerap dijadikan sebagai wadah makanan kering seperti ranginang atau keripik singkong. (ANTARA/Andi Firdaus).

SuaraKaltim.id - Khong Guan Palsu ini sebenarnya hanya sebuah julukan semata. Bukan berarti pabrik Khong Guan telah melakukan kecurangan. Julukan ini diberikan untuk salah satu makanan tradisional yaitu rengginang.

Biasanya pada hari raya idul fitri kaleng Khong Guan ini telah menipu banyak orang. Mereka yang awalnya mengira bahwa isi kaleng tersebut kue khas Khong Guan, padahal isi kaleng tersebut yang sebenarnya adalah rengginang.

Rengginang merupakan salah satu makanan khas Jawa Barat yang selalu disajikan saat hari-hari besar. Seperti hari raya idul fitri, pengajian, acara perkawinan dan lain-lain.

Pada lebaran tahun 2021 ini salah satu produsen rengginang Purwaharja ini laris manis dipesan oleh konsumen.

Baca Juga: "Khong Guan Palsu" asal Kota Banjar Beredar hingga Luar Pulau Jawa

Sekretaris Sentra Ranginang Purwaharja Wawat Herawati  dari produsen ini mengungkapkan bahwa terdapat peningkatan penjualan hingga 50 persen.

“Alhamdulillah, kita masih kejar produksi hingga H-1. Meski situasi pandemi, tahun ini lebih baik,” katanya, Jumat (07/05/2021), dilansir dari kapol.id, media jejaring Suara.com.

Semua ini juga didukung oleh mesin yang canggih sehingga mampu mengejar waktu produksi agar lebih cepat. Selanjutnya rengginang ini bisa dipasarkan ke dalam maupun luar kota.

Salah satu keunggulan produk rengginang Purwaharja ini karena bentuk fisik nya yang terlihat gendut. Untuk mendapatkan rengginang ini anda juga cukup membayar 40 ribu per kilogram.

Usaha rengginang Purwaharja ini juga mendapatkan berbagai dukungan. Mulai dari Bank Indonesia Tasikmalaya hingga bermacam program.

Baca Juga: Tepis Jebakan Batman saat Lebaran, Isi Kaleng Biskuit Ini Bikin Ngakak

“Bantuan mesin oven besar dari Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya mempercepat produksi. Per hari 50-75 kg dapat terkejar,” ujar dia.

“Dulu kan dari proses awal sampai jadi butuh waktu 4 hari, dengan oven skala besar dua hari bisa langsung ke pasaran,” lanjutnya.

Selain itu usaha rengginang Purwaharja ini mencoba melakukan inovasi untuk produk rengginang. Seperti hadirnya rangicok yang merupakan varian coklat dari produk rengginang ini.

Ranginang Purwaharja yang terkenal gendut dan "munu'u" ini di pasaran, tutur Wawat, dibanderol Rp 40 ribu per kilogram.

“Khong Guan isi ranginang, pasti suka ada dari Sentra Ranginang Purwaharja,” katanya berseloroh.

 Sekretaris Dinas KUKMP Kota Banjar, Neneng Widya Hastuti mengatakan selain pendampingan BI Tasikmalaya, juga didorong berbagai program.

Mulai dari hak kekayaan intelektual, dan diversifikasi produk ranginang.

Load More