SuaraKaltim.id - Peristiwa tragis terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab (RSUD AW) Sjahranie Kota Samarinda. Seorang nenek berusia 80 tahunan meninggal dunia dalam ambulans di depan rumah sakit tersebut pada Senin (26/7/2021) pagi sekira pukul 03.00 WITA.
Nenek yang tinggal tinggal di Perumahan Puspita di Jalan Pangeran Suryanata, Bukit Pinang, Samarinda Ulu mengembuskan napas terakhir di dalam ambulans karena pihak RSUD AW Sjahranie menolak dengan beberapa alasan.
Ketua Relawan Masjid At Taufiq Bukit Pinang, Imbran mengemukakan, sempat berusaha mengantarkan sang nenek tersebut dari Perumahan Puspita Bukit Pinang menuju RSUD AWS. Namun setelah sampai di tempat malah ditolak pihak petugas setempat.
"Namun di RS AWS ditolak, ditahan di luar oleh petugas jaga (security). Katanya perawat juga tidak sedang menerima pasien lagi," katanya seperti dilansir Presisi.co-jaringan Suara.com pada Senin 26 Juli 2021.
Baca Juga: Daftar Lengkap Nomor Ambulans Milik Masjid di Samarinda untuk Pasien Positif Covid-19
Dia mengemukakan, perawat RSUD AWS tidak bisa menerima pasien dengan alasan tidak ada stok oksigen. Imbran sendiri berpendapat, jika di RSUD AWS 01 oksigen diketahui masih banyak.
"Kami tetap bersikeras, karena pasien sangat kritis. Namun tetap ditahan. Relawan juga sempat marah-marah," katanya.
Namun apa daya, sebelum mendapat perawatan maksimal, nenek tersebut akhirnya mengembuskan nafas terakhir saat masih berada dalam ambulans.
Dia sendiri baru mengetahui saat mengecek kondisi nenek tersebut. Setelah itu, dia menyerahkan jasad nenek tersebut kepada pihak rumah sakit untuk dipastikan kembali.
"Namun sampai pagi baru dapat kabar lagi, masih belum diapa-apakan jenazahnya. Masih di belakang (tempat jenazah). Cucunya masih menunggu," katanya.
Baca Juga: 30 Daftar Masjid Samarinda yang Ada Ambulans dan Siap Antara-Jemput Pasien Covid-19
Namun berdasarkan keterangan cucu nenek tersebut, Imbran tak dapat memastikan kemungkinan nenek tersebut mengidap Covid-19 atau tidak.
"Keluhan awal kaki saja. Tapi kemudian ada sesak napas. Nah, karena sesak napas, kami bawa ke AWS. Ternyata diterlantarkan," imbuh Imbran.
Berita Terkait
-
Diduga Terkait Korupsi, Rumah Awang Faroek di Samarinda Digeledah KPK
-
Intip Rekomendasi Oleh-oleh Khas Kaltim di Gelaran MTQ Nasional 2024
-
Nekat Dekati Jokowi, Mahasiswa Hukum di Samarinda Kena Bogem Paspampres
-
Jokowi: MTQ Nasional XXX Ajang Sempurnakan Akhlak Bangsa
-
BRI Liga 1: Borneo FC vs. Bali United, Siapakah yang Akan Raih Kemenangan?
Terpopuler
- Tanggapi Kisruh Andre Taulany Parodikan Gelar Raffi Ahmad, Feni Rose: Lagian Kantor yang Kasih di Ruko
- Berani Minta Maaf ke Lembaga Kerukunan Sulsel, Denny Sumargo Dapat Dukungan dari Sumatera sampai Papua
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- Profil Lex Wu: Tantang Ivan Sugianto Duel usai Paksa Anak SMA Menggonggong
- Geng Baru Nikita Mirzani Usai Lepas dari Fitri Salhuteru Disorot: Circlenya Lebih Berkualitas
Pilihan
-
Prediksi Robby Darwis: Timnas Indonesia vs Jepang, Kevin Diks Jadi Kunci?
-
Nilai Tukar Rupiah Merosot Pagi Ini Jelang Rilis Neraca Perdagangan
-
3 Tim Mahal dari Liga 2: Skuat Bernilai Miliaran Rupiah!
-
Pemerintah Mau Hapus BPHTB Hingga Permudah Izin Pembangunan
-
Setelah Dihitung, Wamenhub Bilang Harga Tiket Pesawat Bisa Turun di Libur Nataru
Terkini
-
Survei Cyrus: Rudy-Seno Unggul Elektabilitas 54,2%, Tren Dukungan untuk Isran-Hadi Menurun
-
Tol Balikpapan-Samarinda Sepi Peminat Meski Persingkat Waktu Menuju IKN, Apa Alasannya?
-
Langkah Hukum Rudy Mas'ud Terhadap Aktivis Dinilai Kontraproduktif untuk Kampanye, Kata Musyanto
-
Dukungan Isran Noor pada Pemuda Konservasi Kaltim, Wujud Kepedulian Terhadap Alam
-
IKN Tak Berpenghuni? Akademisi Sindir Minta Jokowi yang Jadi "Penunggunya"