Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Rabu, 28 Juli 2021 | 05:48 WIB
Penjemputan jenazah pasien isoman. [Istimewa]

SuaraKaltim.id - Kasus kematian yang terus naik membuat tim pemulasaraan jenazah kelimpungan menangani. Di Kota Makassar contohnya, pengurusan jenazah bahkan harus mengantre. Bahkan hingga jenazah membusuk.

Hal itu terjadi Di RSUD Daya. Pekan lalu, ada empat jenazah yang menunggu untuk dimakamkan.

Namun, terpaksa harus menunggu 24 jam, lantaran Satgas Covid-19 Sulsel lamban untuk menjemput. Penjemputan jenazah harus masuk ke dalam daftar antrean, mengingat sedemikian banyaknya permintaan dari rumah sakit.

"Jenazah ini dimakamkan di Macanda Gowa sehingga menjadi tugas Satgas Covid-19," ujar Direktur RSUD Daya Makassar Ardin Sani, Selasa (27/07/2021).

Baca Juga: Antibodi Vaksin Covid-19 Merek Sinovac Turun Setelah 6 Bulan

Ardin menjelaskan, jenazah tak kunjung dijemput dalam waktu yang disebutkan. Akibatnya, pembusukan terjadi di rumah sakit.

"Satgas menyebut empat jenazah ini masuk dalam nomor antrian 32 dari 52 jenazah yang harus ditangani," bebernya.

Diperjelas oleh Ardin, kejadian itu terjadi pada Sabtu hingga Minggu pekan lalu. Ada empat jenazah terkonfirmasi Covid-19, yang ditangani pihaknya.

Dua diantaranya adalah orang yang melakukan isolasi mandiri (Isoman), namun meninggal di rumahnya. Pihak RS Daya kemudian diberi tanggung jawab, untuk melakukan pemulasaraan jenazah.

Sementara jenazah lainnya meninggal Senin kemarin, saat menjalani proses perawatan. Pihaknya kemudian melakukan pemulasaraan.

Baca Juga: Tiga Kunci Bagi Umat Muslim untuk Hadapi Kerasnya Pandemi Covid-19

Harusnya, usai pemulasaraan selesai, jenazah langsung dijemput. Namun, oleh pihak Satgas baru dijemput pada pukul 03.00 dini hari.

"Mereka katanya sangat sibuk. Kita disuruh bersabar," tambahnya lagi.

Ia mengatakan respon Satgas Covid-19 Sulsel memang kadang lamban. Entah apa penyebabnya. Dan entah apa alasan lainnya.

"Kita sayangkan ada kejadian seperti ini, namun kita juga pahami kondisi sekarang, mungkin satgas kekurangan tenaga. Tapi jenazah harus cepat ditangani, jangan sampai terlalu lama di rumah sakit," harapnya.

Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, proses pemakaman jenazah kini boleh dilakukan oleh pihak rumah sakit. Tak perlu lagi ke Satgas Covid-19.

"Sudah ada kesepakatan dengan pihak pemkot, jenazah di RS pemkot, atau yang meninggal di rumah, akan diurus oleh pemkot," ungkapnya.

Ia mengatakan petugas Satgas Covid-19 tentu kewalahan. Satu jenazah saja yang diurus butuh waktu hingga tiga jam.

"Kalau semua dijemput sama satgas provinsi itu susah. Per jenazah saja 3 jam. Jadi kalau meninggal 20 orang misalnya, berarti butuh 60 jam," tuturnya lagi.

Sudirman menambahkan para direktur rumah sakit sudah sepakat. Untuk mengurus jenazah yang meninggal di rumah sakit masing-masing. Nantinya serah terima baru akan dilakukan di Macanda.

Load More