Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 29 Juli 2021 | 16:05 WIB
Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud. [Presisi.co]

SuaraKaltim.id - Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud memastikan pekerja sektor migas di Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) yang berasal dari luar daerah menyumbangkan kasus Covid-19 yang cukup tinggi hingga muncul klaster migas.

Pernyataan tersebut disampaikannya dalam pertemuan virtual membahas PPKM bersama Kementerian Perekonomian Airlangga Hartarto.

Dia mengemukakan Para pekerja subkontraktor tersebut menetap di mess bersama pekerja RDMP lainnya di sejumlah titik kawasan.

“Penyebab wabah Covid-19 di Balikpapan tinggi karena Balikpapan ini kota transit. Selain itu sub-sub kontraktor proyek RDMP juga pendatang dari luar daerah dan mereka menyebar di pemukiman-pemukiman tidak hanya satu kawasan,” kata Rahmad seperti dilansir Inibalikpapan.com-jaringan Suara.com.

Baca Juga: Ini Aturan Lengkap Revisi Surat Edaran Wali Kota Balikpapan Terkait Aturan PPKM Level 4

Dikemukakannya, pekerja RDMP asal luar Kota Balikpapan memang menjalankan isolasi mandiri terlebih dahulu sebelum memulai masuk kerja.

Namun, dia menilai isolasi mandiri tidak berjalan maksimal karena minimnya pengawasan pihak terkait.

Karena itu, dia meminta kebijakan pusat untuk fasilitasi isolasi mandiri pekerja proyek RDMP sekaligus memberi pengawasan ketat agar tidak ada pelanggaran.

“Saya minta tenaga RDMP ini isolasi selama dua minggu. Mudah-mudahan jadi pertimbangan pemerintah pusat. Artinya pekerja yang ada sekarang apalagi mereka memberikan mess pekerja tidak dalam satu kawasan mereka menyebar di pemukiman pemukiman. Nah ini yang kita banyak dapat terkonfirmasi positif dan mereka tidak maksimal dalam isolasi mandiri,” katanya.

Selain itu, Wali Kota Rahmad juga meminta pemerataan vaksin, termasuk memastikan stok oksigen untuk pasien Covid-19 yang didatangkan langsung dari Makassar.

Baca Juga: Tak Jadi Ada Kelonggaran Karena Masih PPKM Darurat, Wali Kota Balikpapan: Saya Mohon Maaf

Load More