SuaraKaltim.id - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menceritakan kisahnya yang pernah merasa terbelenggu saat menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
Megawati, yang menjabat sebagai Wakil Presiden mendampingi KH Abdurrahman Wahid alias Gusdur pada tahun 1999, sempat mengalami masalah komunikasi publik.
Masalah juga masih dirasakannya ketika diangkat menjadi Presiden di 2001.
"Saya rasa saya terbelenggu ketika jadi Wapres, Presiden, saya harus menata cara bicara saya," ujar Megawati saat Peluncuran Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Geo-Hidrometeorologi secara virtual, Rabu (4/8/2021).
Baca Juga: Pengakuan Megawati yang Sudah Lelah Jadi Ketua Umum PDIP
Megawati menuturkan ketika menjadi penanggungjawab Republik Indonesia, dirinya harus menata tutur kata dan pernyataannya.
Hal ini berbeda dengan saat dirinya menjadi ketua umum partai, yang bebas berbicara apa adanya.
"Saya suka saya merasakan, katakan tujuannya mesti ke sana kok mesti belok, supaya perkataannya itu seperti menjadi manis. Karena saya sudah bukan menjadi penanggungjawab republik ini, jadi saya kembali sebagai ketua umum," ucap dia.
Meski tak menjabat sebagai Presiden, Megawati mengaku masih terus dipercaya untuk diskusi terkait masalah bencana alam hingga konflik.
Terlebih dalam kesempatan ini, Megawati memberikan arahan dan pelatihan kepada kader-kadernya dalam hal mitigasi bencana.
Baca Juga: Singgung Prediksi Joe Biden Soal Jakarta Akan Tenggelam, Megawati: Saya Tidak Mau
"Walaupun, kenapa saya masih dimintai untuk bisa sharing mengenai masalah bencana alam ataupun bencana konflik. Jadi supaya didengarkan oleh warga PDI Perjuangan dimanapun mereka berada. Saya sekali lagi ingin mengatakan bahwa jangan hanya didengarkan, harus dilaksanakan," katanya.
Lebih lanjut, Megawati menyebut dirinya terbiasa berbicara dengan durasi yang panjang di depan publik. Menurut Megawati, hal tersebut karena ia terlalu lama menjadi ketua umum PDI Perjuangan.
"Saya minta maaf kalau saya ngomong orang Jawa bilang cespleng. Jadi bukannya apa, tidak ada keinginan saya apa untuk sepertinya mengabaikan dan lain sebagainya," kata Megawati.
"Karena saya mungkin terbiasa sudah terlalu lama jadi ketua umum,yang cara bicara saya kepada anak buah saya itu, ya seperti begitu," sambungnya.
Berita Terkait
-
Reaksi Presiden Filipina Marcos Soal Ancaman Pembunuhan
-
Keponakan Megawati jadi Tersangka Kasus Judol Komdigi, PDIP: Kasus Alwin Jabarti Kiemas Contoh Nyata Politisasi Hukum
-
Polisi Benarkan Keponakan Megawati Terlibat Judi Online, Ternyata Termasuk Tersangka Utama
-
Rekam Jejak Alwin Jabarti Kiemas, Tersangka Judol yang Disebut Sebagai Keponakan Megawati
-
Wapres Duterte Disebut Sudah Sewa Pembunuh, Presiden Marcos Akan Lawan Ancaman
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
Hibah $7,6 Juta dari AS untuk Wujudkan Pusat Komando di IKN
-
Pilkada Serentak Kaltim, Milenial dan Gen Z Diharapkan Jadi Penentu Arah Baru
-
Klarifikasi 4 Lurah Terkait Bimtek, Polisi Bontang Pastikan Penyelidikan Berlanjut
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS