SuaraKaltim.id - Bupati Sorong, Johny Kamuru dikabarkan digugat oleh empat perusahaan sawit. Hal ini dilakukan pihak korporasi karena izin perusahaan yang dicabut.
Dalam laman media sosialnya, Greenpeace Indonesia menulis ketika membela hak masyarakat adat malah dituntut balik oleh perusahaan.
Narasinya dijelaskan lembaga lingkungan hidup tersebut jika hal tersebut terjadi di Sorong, Papua Barat. Upaya Bupati Sorong, Johny Kamuru mencabut izin empat perusahaan sawit yang menyelahi aturan malah dilawan dengan gugatan. Perusahaan menggugat kepala daerah tersebut ke pengadilan.
Padahal, sudah jelas, jika perusahaan telah izin dengan menggunakannya untuk kegiatan lain. Bahkan menggadaikan izin tersebut di Bank.
Selain itu keberadaan perusahaan perkebunan juga telah merugikan masyarakat adat pemilik hak ulayat tanah tersebut.
"Upaya gugatan dari perusahaan sawit ini bagaikan para tersangka koruptor yang sudah tahu salah tapi mengajukan pra peradilan untuk menutupi kesalahannya dan mencari segala cara agar lolos dari jeratan hukum," tulisnya.
Karena itu pula, Greenpeace mengajak agar mendukung Bupati Sorong guna membela hak-hak masyarakat adat. "Jangan biarkan investasi menghancurkan hutan dan masyarakat adat Indonesia, karena hutan adalah salah satu benteng kita melawan perubahan iklim dan mencegah dampak krisis iklim menjadi lebih buruk," terangnya.
Adapun petisi yang dibuat di change.org menuliskan narasi dukungan.
Dukung Bupati Sorong bela Masyarakat Adat lawan Perusahaan Kelapa Sawit di PTUN Jayapura. Dalam narasinya dituliskan, PT. Sorong Agro Sawitindo adalah perusahaan kelapa sawit yang beroperasi di wilayah Kabupaten Sorong.
Baca Juga: Kasus Kesembuhan Covid-19 di Kaltim Terus Meningkat, Hari Ini Ada 1.267
Namun adanya 'ketidak beresan' prosedural dan mengakibatkan lahan yang dipergunakan terkesan mubazir mengakibatkan hak kesulungan masyarakat adat Malamoi setempat terabaikan.
Bupati Sorong mengambil tindakan tegas dengan mencabut izin operasional kedua perusahaan itu dan mengembalikan lahan operasionalnya kepada pemilik hak Ulayat atas tanah tersebut.
Saat ini, Bupati Sorong tengah menghadapi gugatan dari perusahaan tersebut di PTUN Jayapura karena telah membela hak-hak masyarakatnya sendiri (Bupati Sorong, Johny Kamuru adalah putra adat Malamoi).
Dukungan kita sangat penting terhadap perkara ini mengingat setiap kita adalah bagian dari masyarakat adat di masing-masing wilayah di Indonesia.
"Jangan biarkan investasi meremehkan dan mengabaikan hak-hak kesulungan masyarakat adat Malamoi, dan di mana saja di Indonesia. Tanah Papua bukanlah tanah kosong. Semua tanah, laut dan hutan adalah milik masyarakat Adat Papua dimana segala sesuatu diatur dan hidup bersama-sama dengan hukum Adat sejak ribuan tahun lalu secara turun temurun," tulis petisi itu.
Berita Terkait
-
Beroperasi Bertahun-tahun, Perusahaan Sawit Ditagih Perbaiki Jalan Rusak
-
Ratusan Warga Sibak Unjuk Rasa Perusahaan Sawit
-
Perusahaan Sawit di Agam Dilaporkan ke Polisi, Diduga Rusak Lingkungan
-
Sungai Sejangkung Tercemar, Perusahaan Sawit Didesak Tanggung Jawab
-
Kalah Gugatan Karhutla, Perusahaan Sawit PT RAJ Wajib Bayar Rp 137,6 M
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
CEK FAKTA: Konten Manipulatif Soal Menkeu Purbaya Beredar di Facebook
-
Bank Sampah Jadi Senjata PPU Dukung Lingkungan Bersih di Sekitar IKN
-
DPRD Berau Lihat Peluang Wisata Malam di Balik Tren Warkop 24 Jam
-
Cegah Kekosongan Layanan Publik, Kaltim Usulkan P3K Paruh Waktu
-
Kebakaran di Hunian Pekerja IKN, Sinyal Bahaya dari Kamar 307