SuaraKaltim.id - Para ahli kesehatan menganjurkan bagi para perokok untuk melakukan deteksi dini dengan skrining paru. Hal itu tak lain untuk mengetahui sejauh apa risiko kanker paru terjadi.
Tak harus menunggu usia tertentu, skrining paru sudah bisa dilakukan begitu kita mulai terpapar asap rokok dan racun yang terkandung di dalamnya.
Dokter spesialis patologi anatomi RS Dharmais, dr. Evlina Suzanna, Sp.PA mengatakan, pengecekan yang bisa dilakukan mulai dari foto toraks untuk mendeteksi tumor atau kanker pada paru dengan hasil 2 dimensi. PET Scan menggunakan cairan glukosa yang mengandung zat radioaktif, dan MRI untuk melihat penyebaran kanker.
Kini, seseorang juga bisa meminta dilakukannya CT scan dosis rendah. Untuk dapat mendeteksi tumor atau kanker, dengan hasil 3 dimensi. Mulai usia 20 atau 25 tahun.
Baca Juga: Saran Dokter Penyakit Dalam untuk Cegah Long Covid-19 dan Berita Hits Kesehatan Lainnya
Bagi perokok, dokter spesialis penyakit dalam subspesialisasi hematologi-onkologi medik di RSCM, Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid menyarankan, untuk melakukan CT scan tahunan. Khususnya, mereka yang merokok 20 bungkus per tahun dan telah berhenti merokok 15 tahun terakhir.
"15 tahun berhenti merokok saja masih harus dilakukan CT scan dosis rendah, dilihat lamanya dia merokok," katanya, disadur dari Suara.com, Minggu (29/8/2021).
Baku emas dalam penetapan atau diagnosis kanker paru, ditentukan oleh ahli patologi anatomik, lewat pengusutan sampel jaringan yang diambil melalui biopsi jarum. Atau dengan biopsi terbuka ke organ paru.
Kemudian, ahli patologi akan menetapkan diagnosis kanker paru. Yaitu, menetapkan jenis dan derajat keganasannya. Setelah diagnosis ditetapkan, maka tim multidisiplin akan menentukan stadium dan rencana penanganan ataupun pengobatan.
Ia mengatakan, semakin dini kanker ditemukan, maka peluang harapan juga semakin tinggi. Katanya, ada sebanyak 57 persen pasien kanker paru stadium awal diketahui masih hidup dalam 5 tahun. Sementara itu, hanya 5,2 persen pasien stadium lanjut yang hidup dalam 5 tahun.
Baca Juga: Studi: Penyakit Paru-Paru Terus Berkembang Usai Infeksi Virus Corona Covid-19
Dari segi gejala, kanker paru bisa ditandai dengan rasa tidak enak di dada, sesak, batuk, hingga batuk darah. Bila tumor sudah menyebar ke dada, maka bisa menimbulkan susah menelan, nyeri dada, sesak, suara serak, muka dan tangan bengkak.
Berita Terkait
-
Paus Fransiskus Idap Pneumonia, Vatikan Sebut Kondisi Kian Rumit
-
Pneumonia Bakteri vs Virus pada Anak: Apa Bedanya dan Bagaimana Penanganannya?
-
4,6 Juta Nyawa Bisa Terselamatkan! Ini Peran Metode THR dalam Pengendalian Rokok di Indonesia
-
Tanda-tanda Fisik Perokok Aktif yang Mudah Dikenali, Gigi Hitam dan Berisiko Kanker Mulut?
-
7 Cara Mencegah Kanker untuk Orang Usia 10-20 Tahun, Sederhana tapi Krusial
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Sebut Masjid Al Jabbar Dibangun dari Dana Pinjaman, Kini Jadi Perdebatan Publik
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Yamaha NMAX Kalah Ganteng, Mesin Lebih Beringas: Intip Pesona Skuter Premium dari Aprilia
- JakOne Mobile Bank DKI Bermasalah, PSI: Gangguan Ini Menimbulkan Tanda Tanya
Pilihan
-
Hasil Liga Thailand: Bangkok United Menang Berkat Aksi Pratama Arhan
-
Prediksi Madura United vs Persija Jakarta: Jaminan Duel Panas Usai Lebaran!
-
Persib Bandung Menuju Back to Back Juara BRI Liga 1, Ini Jadwal Lengkap di Bulan April
-
Bocoran dari FC Dallas, Maarten Paes Bisa Tampil Lawan China
-
Almere City Surati Pemain untuk Perpanjang Kontrak, Thom Haye Tak Masuk!
Terkini
-
APBD Terpangkas Rp 300 Miliar, Pemkab PPU Matangkan Program Kartu Cerdas
-
Libur Lebaran di Beras Basah: 3.000 Pelancong, Mayoritas Wisatawan Lokal
-
Harga Sewa Kapal ke Pulau Beras Basah: Mulai Rp 550 Ribu, Ini Daftarnya!
-
Dua Penghargaan Internasional dari The Asset Triple A Awards 2025 Sukses Diboyong BRI
-
Dari Nganjuk ke Sepaku, Wisatawan Rela Tempuh Perjalanan Jauh Demi IKN