Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Rabu, 15 September 2021 | 15:06 WIB
Ilustrasi radikalisme. [Shutterstock]

SuaraKaltim.id - Pemetaan literasi digital di masyarakat juga dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Pemetaan tersebut dilakukan untuk menangkal potensi radikalisme di masyarakat melalui jaringan digital.

Hal itu disampaikan Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar. Ia menuturkan pihaknya sudah melakukan penangkalan konten radikalisme dan terorisme di beberapa platform media sosial (Medsos). Namun, ada 4 platform yang menjadi fokus utama dari BNPT.

"Pertama Telegram, WA, FB, dan TamTam," kata Boy dalam rapat dengan Komisi III DPR, melansir dari Suara.com, Rabu (15/9/2021).

Ilustrasi media sosial. [Unsplash]

Ia mencatat, perbulan ke-8 tahun ini, ada 399 grup maupun kanal medsos yang dipantau. Di mana, aplikasi Telegram memiliki jumlah tertinggi untuk dipantau. Yakni sebanyak 135 grup kanal.

Baca Juga: Dibekuk Densus 88, 1 Terduga Teroris di Bekasi Pernah Ditangkap 2004, Sembunyikan Muklas

"Dan proses take down atau katakanlah langkah-langkah hukum kami kerja samakan dengan aparat hukum terkait. Kalau berkaitan dengan platform kami bekerja sama dengan Ditjen Aptika Kemkominfo," katanya.

Ia melanjutkan, beberapa hal yang berkaitan dengan kejahatan siber, BNPT selalu siap untk berkoordinasi dengan Polri.

Load More