Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 02 November 2021 | 13:44 WIB
Tangkapan layar unggahan BEM KM Unmul sebut Ma'ruf Amin 'Patung Istana'. [Instagram/@bemkmunmul]

SuaraKaltim.id - Kedatangan Ma'ruf Amin tuai pro dan kontra di Samarinda. Siapa sangka, Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa  Universitas Mulawarman (BEM KM Unmul) menyebut orang nomor dua di Indonesia sebagai 'Patung Istana'.

Yah, panggilan itu diunggah dalam bentuk grafis di akun official BEM KM Unmul yakni @bemkmunmul. Sang admin juga memberikan keterangan bahwa ada seruan aksi yang BEM KM Unmul lakukan di Student Center Unmul.

"2 tahun kepemimpinan Jokowi - Ma'ruf Amin  kebijakan yang telah dikekuarkan tidak mampu memberikan rasa aman dan rasa nyaman kepada rakyat di Indonesia. Seperti Revisi UU Minerba yang memusatkan seluruh perizinan mengenai pertambangan ekstraktif di Indonesia yang cukup meresahkan para kaum yang termarginalkan akibat regulasi yang telah dibentuk ini." kata sang admin, dikutip Selasa (2/11/2021).

Seruan aksi itu juga menuntut pengesahan undang undang cipta kerja yang menurut para mahasiswa bermasalah lantaran banyak yang menggerus hak asasi manusia serta perumusan undang -undang yang kami nilai sangat buruk.

Baca Juga: Polantas Minta Sekarung Bawang Saat Tilang Truk Bakal Disanksi Tegas

"Kinerja Jokowi Ma'ruf semakin mati karena tak mampu menguatkan pemberantasan korupsi. Ditambah hutang NKRI semakin melambung tinggi. Kinerja semakin merosot dan capaian semakin bobrok menjadi keresahan mahasiswa Kalimantan Timur. Indonesia semakin sulit dengan pembatasan ruang akademik bagi rakyat. Kebijakan carut marut dan cenderung menguntungkan oligarki. Karenanya kami hadir untuk Mempertegas kembali fungsi Presiden dan Wakil Presiden NKRI." tambahnya.

Tanggapan warganet

Unggahan BEM KM Unmul itu pun ramai dikomentari warganet. Mereka banyak yang menyayangkan apa yang dituliskan dalam postingan tersebut.

"Malu maluin aja," katanya.

"Publisitas konten ini mencerminkan kualitas. Prihatin," sambung yang lain.

Baca Juga: Instagram Siapkan Aplikasi Khusus Anak-anak

"Keren seruannya, tapi lebih keren lagi kalau kata² itu direvisi ke kata yang lebih baik tanpa harus menghilangkan esensi publikasinya, mengktitik tapi beradab.," jelasnya.

"Sering menggaungkan adab lebih tinggi daripada ilmu, kira-kira menyebut beliau sebagai patung istana itu beradab atau tidak? beliau ulama sekaligus pemimpin loh," tuturnya.

"Kasian, orang tua itu jgn digituin," sahutnya.

"Min, kenapa gak pakai bahasa yang lebih sopan...? soalnya kita mahasiswa," tambahnya.

"Turut berduka melihat postingan ini," ucapnya.

"Yok belajar lagi dalam memberikan aspirasi yang membangun tanpa perlu "menjelekkan" apalagi sebagai mahasiswa yang "terpelajar" ," tuturnya.

""Kualat jalur Kritik"," tambahnya.

"Ga sopan lur," sahut warganet lain.

"Memprihatinkan kemerosotan etika mahasiswa," tandasnya.

Sampai berita ini selesai ditulis, unggahan BEM KM Unmul itu sudah dikomentari sebanyak 952 kali dan disukai sebanyak 1.659 kali.

Load More