SuaraKaltim.id - Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Wehea-Kelay yang memanjang mulai dari Kabupaten Kutai Timur (Kutim) hingga Kabupaten Berau diusulkan menjadi Kawasan Strategis Provinsi (KSP). Hal itu dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur (DLH Kaltim).
Insitansi tersebut mengusulkan sekitar 491.000 hektare (ha) KEE Wehea-Kelay yang menjadi KSP.
"Tahun ini kawasan strategis di KEE Wehea-Kelay sudah diusulkan menjadi KSP, yakni seluas 491.000 ha, sehingga akan masuk dalam revisi Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah," kata Kabid Tata Lingkungan DLH Kaltim Fahmi Himawan melansir dari ANTARA, Kamis (25/11/2021).
Jika kawasan itu menjadi KSP, maka status KEE Wehea-Kelay akan mempunyai peranan penting bagi provinsi Kaltim. Sekaligus, dapat memperkuat dari sisi pendanaan dan kewenangan, selain kekuatan hukum.
Ia melanjutkan, KEE Wehea-Kelay merupakan salah satu inisiatif model Kesepakatan Pembangunan Hijau Kaltim yang dideklarasikan pada 2016. Sehingga kawasan ini juga menjadi KEE model bagi 12 KEE indikatif di berbagai bentang alam yang akan dikembangkan Pemprov Kaltim mulai tahun depan.
Ia menambahkan, KEE didefinisikan sebagai kawasan penting di luar kawasan konservasi yang secara ekologis penting bagi keanekaragaman hayati.
Pada Bentang Alam Wehea-Kelay, model KEE berhasil merangkul 23 anggota forum yang mewakili pemegang izin konsesi kehutanan, pemegang izin konsesi sawit, akademisi, pegiat lingkungan, pemerintah daerah, dan perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup.
"Tim berkolaborasi untuk mengelola kawasan seluas 532.000 hektare. Salah satu wujud hasil kolaborasi adalah identifikasi populasi orang utan yang diperoleh estimasi sekitar 1.200 individu di tahun 2019," ucapnya.
Menurutnya, kolaborasi adalah kunci, tidak ada paksaan untuk bergabung dalam anggota forum, tetapi komimen para pihaklah yang menggerakkan aktivitas dalam forum KEE Wehea-Kelay.
Baca Juga: Kegiatan Perusahaan Kupas Singkong di Hutan Lindung Gunung Balak Harus Dihentikan
Sebelumnya, saat menerima Tim KEE dari Provinsi Jambi untuk belajar pengelolaan KEE di Kaltim, Fahmi juga mengatakan bahwa KEE Wehea-Kelay merupakan kawasan yang menjadi tempat pembelajaran bagi berbagai pihak selama ini.
"Pendirian KEE Wehea Kelay diawali dari deklarasi bersama sehingga menguatkan komitmen para pihak. Kondisi ini membuat KEE lebih efektif karena tidak ada paksaan kepada para anggota, melainkan komitmen bersama," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Biro Hukum Pemerintah Provinsi Jambi M Ali Zaini, dalam kunjungan ke DLH Kaltim mengatakan, tujuan pihaknya ke Kaltim adalah ingin belajar KEE yang sudah dalam pengelolaan di Kaltim, karena di Jambi ada rencana membangun Koridor Gajah dalam skema KEE juga.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Dishub Permanenkan Jalur Satu Arah di Jalan Abul Hasan Samarinda
-
BGN Akui Mahakam Ulu Masih Jadi 'Blank Spot' MBG di Kaltim
-
Pemerintah Pusat Suntik Rp 100 Miliar untuk Perkuat Infrastruktur Sekitar IKN
-
Lahan 5.298 Meter Persegi Jadi Sengketa, Masa Depan RSHD Samarinda Tak Jelas
-
7.904 Mahasiswa Kaltim Terima Bantuan Gratispol Tahap Pertama