SuaraKaltim.id - Imej pasar tradisional di Kota Tepian yang kerap ditemui becek, remang-remang, kotor, hingga tata kelola parkirnya yang kurang baik ingin diubah Pemerintah Kota Samarinda menjadi pasar bersih, sehat, dan mudah diakses. Gambarannya seperti pasar modern di Bumi Serpong Damai (BSD) di Tangerang Selatan.
Wacana tersebut ingin direalisasikan oleh Pemkot Samarinda dengan membuat pasar tradisional modern di Jalan P Surayanata, Kelurahan Bukit Pinang, Kecamatan Samarinda Ulu pada 2022 mendatang.
Bila meniru Bumi Serpong Damai atau biasa dikenal BSD City di Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, diharapkan transaksi di pasar ini nantnya tak menggunakan uang tunai, melainkan secara digital.
Seperti diberitakan presisi.co – Jaringan Suara.com, Wali Kota Samarinda, Andi Harun menyampaikan, pembangunan pasar tradisional modern itu kini sedang dalam tahap pematangan desain. Namun untuk rancangan anggaran biaya (RAB) masih belum selesai.
"Lagi presentasi desain, sudah ada pemenang lelang (desain). Insyallah tahun depan mau dimulai, tapi kita lihat dulu kemampuan anggaran. Masuk di APBD 2022," ucapnya saat ditemui di Balai Kota, Jumat, 3 Desember 2021.
Andi Harun melanjutkan, pembangunan pasar tradisional modern itu menggunakan lahan milik pemkot seluas 3,9 hektare, dengan tidak adanya lahan yang perlu dibebaskan. Kecuali, nantinya akan dikembangkan dan memerlukan lahan lain.
"Besar dan luas bangunan masih menunggu kepastian anggaran dan penyusunan desain dari dinas terkait. Pedagang yang mengisi juga belum ditentukan, karena masih fokus ke pembangunan," lanjutnya.
Kepala Dinas Perdagangan Samarinda, Marnabas menjelaskan, konsep pasar tradisional modern di Jalan P Surayanata itu diharapkan mudah saat diakses oleh masyarakat. Pun saat dilakukannya transaksi, bisa cepat dan mudah sesuai kebutuhan pembeli.
Ia melanjutkan, sementara mengenai pertimbangan konsep akan ditindaklanjuti lebih jauh setelah diutarakan kepada wali kota.
"Konsepnya yang penting (Pasar) mudah dilihat orang, karena pasar ini tidak ada embrio-nya, jadi tantangan kita bagaimana cara nya agar pasar itu nanti juga bisa banyak didatangi orang," kata Marnabas menambahkan.
Tak hanya itu, konsep pasar tradisional modern nantinya juga akan memberikan ruang bagi penyandang disabilitas, sekaligus mempertimbangkan utilitas yang dibutuhkan untuk menunjang hal tersebut.
"Seperti ruang menyusui, ruang bongkar muat, sampai akses disabilitas juga, selain itu kita usahakan transaksinya juga tidak lagi menggunakan uang tunai tapi sudah pakai QRIS," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Kebakaran Hebat Pabrik Konstruksi di Serpong Utara
-
Hino Serahkan Truk untuk SMKN 2 Tangerang, Sebagai Media Pembelajaran
-
Tangerang Jadi Lokasi Paling Populer untuk Cari Rumah, LPKR Genjot Hunian Mewah
-
Fakta dan Data Jelang Persita Tangerang vs PSM Makassar di BRI Super League 2025 Pekan Ke-5
-
Jadwal BRI Super League 2025 Pekan Kelima, Persita Hadapi PSM dan Semen Padang Tantang PSBS Biak
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
BMKG Prediksi Hujan Tinggi, BPBD Siapkan Skenario Darurat di Kaltim
-
Skor Integritas Merosot, Kutim Tegaskan Komitmen Perbaiki Tata Kelola
-
Kukar Pangkas Anggaran Seremonial demi Pembangunan dan Sinergi dengan IKN
-
Mahulu Gaet Akademisi Rumuskan Kebijakan Hijau Berkelanjutan
-
Pemkot Samarinda Mediasi Tunggakan RSHD, Nilai Utang Capai Rp 30 Miliar