Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 04 Desember 2021 | 16:47 WIB
Kota mandiri BSD City yang dibangun Sinar Mas Land di Tangerang Selatan, Banten. [Suara.com/Adhitya Himawan]

SuaraKaltim.id - Imej pasar tradisional di Kota Tepian yang kerap ditemui becek, remang-remang, kotor, hingga tata kelola parkirnya yang kurang baik ingin diubah Pemerintah Kota Samarinda menjadi pasar bersih, sehat, dan mudah diakses. Gambarannya seperti pasar modern di Bumi Serpong Damai (BSD) di Tangerang Selatan.

Wacana tersebut ingin direalisasikan oleh Pemkot Samarinda dengan membuat pasar tradisional modern di Jalan P Surayanata, Kelurahan Bukit Pinang, Kecamatan Samarinda Ulu pada 2022 mendatang.

Bila meniru Bumi Serpong Damai atau biasa dikenal BSD City di Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, diharapkan transaksi di pasar ini nantnya tak menggunakan uang tunai, melainkan secara digital.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sidak pasar modern BSD City, Kamis (29/7/2021). [Suara.com/Ist]

Seperti diberitakan presisi.co – Jaringan Suara.com, Wali Kota Samarinda, Andi Harun menyampaikan, pembangunan pasar tradisional modern itu kini sedang dalam tahap pematangan desain. Namun untuk rancangan anggaran biaya (RAB) masih belum selesai.

"Lagi presentasi desain, sudah ada pemenang lelang (desain). Insyallah tahun depan mau dimulai, tapi kita lihat dulu kemampuan anggaran. Masuk di APBD 2022," ucapnya saat ditemui di Balai Kota, Jumat, 3 Desember 2021.

Andi Harun melanjutkan, pembangunan pasar tradisional modern itu menggunakan lahan milik pemkot seluas 3,9 hektare, dengan tidak adanya lahan yang perlu dibebaskan. Kecuali, nantinya akan dikembangkan dan memerlukan lahan lain.

"Besar dan luas bangunan masih menunggu kepastian anggaran dan penyusunan desain dari dinas terkait. Pedagang yang mengisi juga belum ditentukan, karena masih fokus ke pembangunan," lanjutnya.

Kepala Dinas Perdagangan Samarinda, Marnabas menjelaskan, konsep pasar tradisional modern di Jalan P Surayanata itu diharapkan mudah saat diakses oleh masyarakat. Pun saat dilakukannya transaksi, bisa cepat dan mudah sesuai kebutuhan pembeli.

Ia melanjutkan, sementara mengenai pertimbangan konsep akan ditindaklanjuti lebih jauh setelah diutarakan kepada wali kota.

"Konsepnya yang penting (Pasar) mudah dilihat orang, karena pasar ini tidak ada embrio-nya, jadi tantangan kita bagaimana cara nya agar pasar itu nanti juga bisa banyak didatangi orang," kata Marnabas menambahkan.

Tak hanya itu, konsep pasar tradisional modern nantinya juga akan memberikan ruang bagi penyandang disabilitas, sekaligus mempertimbangkan utilitas yang dibutuhkan untuk menunjang hal tersebut.

"Seperti ruang menyusui, ruang bongkar muat, sampai akses disabilitas juga, selain itu kita usahakan transaksinya juga tidak lagi menggunakan uang tunai tapi sudah pakai QRIS," pungkasnya.

Load More