SuaraKaltim.id - Kasus penganiayaan yang mengakibatkan tahanan Polresta Balikpapan atas nama Herman meregang nyawa, pada 3 Desember 2020 silam, memasuki babak akhir.
Pada sidang putusan yang berlangsung di Pengadilan Negeri Balikpapan, Kamis (9/12/2021), majelis hakim yang diketuai S Pujiono menjatuhkan vonis berbeda untuk enam terdakwa yang merupakan anggota kepolisian tersebut. Gusti Romansyah, Rhondi, Agung Siswoko, Asri dan Rion dijatuhi vonis tiga tahun. Sementara Kiki dijatuhi vonis satu tahun penjara.
Vonis ini lebih ringan ketimbang tuntutan jaksa penuntut umum (JPU). Di mana Gusti Romansyah, Rhondi, Agung Siswoko, Asri dan Rion dituntut empat tahun penjara. Sementara Kiki dituntut dua tahun tahun penjara.
Humas Pengadilan Negeri Balikpapan Arif Wisaksono mengatakan, terdakwa Gusti Romansyah, Rhondi, Agung Siswoko, Asri dan Rion terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana. Mereka yang melakukan, menyuruh melakukan dan turut serta melakukan dengan sengaja melakukan penganiayaan berat yang mengakibatkan mati.
Baca Juga: Bersiap Hadapi Babak 8 Besar Liga 2, Pelatih Persiba Balikpapan Genjot Fisik Pemain
“Sementara untuk Kiki, fakta di persidangan membuktikan bahwa dia tidak ikut serta melakukan penganiayaan. Dia hanya berperan menjemput Herman, membawa ke Polresta Balikpapan dan membawa ke RS Bhayangkara. Saat penganiayaan, Kiki juga hanya bermain handphone,” urainya.
Pada persidangan, juga terungkap fakta alat yang digunakan untuk menyiksa Herman hingga meninggal dunia. Mulai dari ekor pari, staples, tongkat dan selang air.
“Untuk ekor pari digunakan oleh Agung, Rhondi dan Asri secara bergantian. Sedangkan Gusti menggunakan staples pada telinga korban,” terangnya.
Sedangkan soal motif para terdakwa menganiaya Herman, Arif menyebut untuk menggali keterangan. “Para terdakwa ini ingin menggali keterangan dari Herman. Karena berbelit belit saat dimintai keterangan dan menimbulkan emosi,” katanya.
Selanjutnya kuasa hukum terdakwa diberi waktu seminggu ke depan untuk mengambil langkah hukum terkait vonis majelis hakim.
Baca Juga: Satu Kampung Geger, Wanita Ini Diserang 4 Anjing Bulldog Peliharaannya Sendiri
Menanggapi vonis yang dijatuhkan majelis hakim, Dini, adik sepupu mendiang Herman, mengaku tak puas. Dia menilai, vonis yang dijatuhkan hakim terlalu ringan. “Jelas saya tidak puas. Sejak awal JPU menuntut empat tahun saya sudah tidak terima. Ini terlalu ringan,” jelasnya.
Perempuan 35 tahun ini menilai, ada fakta-fakta yang belum terungkap sepanjang jalannya sidang. Salah satu yang menurutnya masih mengganjal adalah soal motif para terdakwa.
“Sejak awal tidak pernah ada keterangan soal motif. Kenapa mereka (terdakwa) tega menyiksa kakak saya sampai meninggal,” ungkapnya.
Jika karena ingin menggali informasi, Dini menilai semestinya aparat tak bertindak sejauh itu. Sebab, dari tangan Herman sudah diamankan barang bukti hasil kejahatan, berupa sebuah handphone.
Sebagai informasi, Herman, terduga pelaku pencurian tewas mengenaskan dengan tubuh penuh luka dari kaki hingga kepala. Kejadian itu diketahui pihak keluarga pada Kamis malam (3/12/20) lalu, sehari setelah korban dijemput tiga orang tak dikenal dari rumahnya di kawasan Muara Rapak Balikpapan Utara.
Pada 4 Desember 2020, jasad Herman diantar ke rumah oleh personil Polresta Balikpapan. Pihak keluarga mendapati luka di sekujur tubuh korban serta lebam dan luka lecet di bagian punggung korban saat kain kafan dibuka.
Kontributor: Setiawan
Berita Terkait
-
Polisi Pastikan Cristiano Ronaldo ke Indonesia Hoaks: Semua Kena Prank!
-
Ringkus Fariz RM di Bandung, Polisi Sita Barbuk Sabu dan Ganja
-
Tertangkap Lagi Kasus Narkoba, Fariz RM Gak Kapok Berkali-kali Masuk Bui!
-
Merekrut Santri Jadi Polisi, Mampukah Poles Citra Institusi Polri?
-
Polisi Bongkar Kecurangan Takaran di SPBU Sukabumi, Kerugian Konsumen Capai Rp1,4 M per Tahun
Tag
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Awalnya Rugi, Kini Papua Global Spices Bisa Dapat Omzet hingga Rp50 Juta per Bulan
-
Pembangunan IKN Berlanjut: Istana Presiden 40 Persen, Kantor Otorita Rampung Maret
-
Gratispol SMA hingga S3 di Kaltim Dimulai, Disdikbud Mulai Data Pelajar dan Mahasiswa
-
MBG di Kaltim Diperluas, Menu untuk Anak Disabilitas Dirancang Khusus
-
Gelap, Patung Garuda di Embung Bandara IKN Banjir Komentar, Warganet: Banyak Setannya?