Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Senin, 20 Desember 2021 | 19:11 WIB
Ilustrasi skytrain di Bandara Soekarno-Hatta yang wacananya juga akan dibangun di Samarinda. [kaltimtoday.co]

“52 bulan selesai itu proyek sesuai SOP dari pusat. Jangan pesimis. Orang mau nggak meminang kegiatan ini? Pasti dilihat dong benar-benar capable atau enggak. Kami meyakinkan pusat,” jelasnya lagi.

Pengamat tata kota, Farid Nurrahman juga memberikan tanggapan. Menurutnya, wacana tersebut sah-sah saja untuk direalisasikan. Namun memang harus dikaji lebih dalam, apakah kebutuhannya sangat urgent atau tidak. Di antaranya melalui studi transportasi atau kelayakan.

“Apakah Samarinda ini sudah butuh skytrain? Sebab penduduknya belum sampai 1 juta. Kalau diproyeksikan untuk 20-25 tahun ke depan dan IKN jadi pindah, Samarinda jadi kota penunjang, maka sah-sah saja,” ungkapnya.

Tidak mesti dengan skytrain, ia menyarankan pemkot juga bisa melanjutkan jalan lingkar yang sudah ada. Ia melihat, perencanaan itu sampai ke Bandara APT Pranoto.

Baca Juga: Tertibkan Pengemudi Truk Trailer yang Tak Uji Berkala, Kini Telah Hadir Sistem STID

Menurutnya, jalan lingkar lebih realistis untuk dijalankan dalam jangka waktu 3-5 tahun ke depan. Pembiayaannya pun diperkirakan tak sebanyak membangun skytrain.

“Misal dari BIG Mall sampai ke pelabuhan. Lalu diikuti jalur-jalur lain. Didalami dengan sisi studinya. Mana jalur yang layak atau hanya perlu meremajakan angkutan umum yang ada atau adakan busway. Sebab transportasi perkotaan itu berjenjang. Disesuaikan dengan kebutuhan kotanya. Lebih baik perbaiki jalur transportasi umum sebelum ada skytrain,” lanjutnya.

Skema KPBU, menurutnya harus dilakukan karena tidak bisa 100 persen dibebankan ke APBD Samarinda. Selain itu, bisa pula misalkan wacana pembangunan skytrain ini jadi Rencana Strategis Nasional jika memang mempunyai urgensitas yang mendalam. Jika demikian, maka akan mendapat bantuan dari APBD provinsi dan APBN.

Mungkin, ujarnya, kendala terbesar ada di apa yang jadi keuntungan bagi pihak usaha. Kemudian, seberapa besar dana yang harus dikeluarkan oleh pihak usaha dan berapa lama investasi itu bisa balik modal dan menghasilkan profit.

“Perhitungan itu yang harus jadi catatan penting untuk dikerjasamakan dengan badan usaha. Penting kita sama-sama berbenah. Karena saya meyakini tim akselerasi di bawah kepemimpinan wali kota punya keinginan yang bisa segera terwujud. Dipilih mana yang urgent,” tandasnya.

Baca Juga: Kabar Baik, Layanan Konseling Bagi Korban Kekerasan Seksual Ada di Samarinda

Load More