SuaraKaltim.id - Kenaikan harga kelompok makanan dan tarif angkutan udara dorong inflasi di Desember 2021 pada Kota Balikpapan. Namun begitu, hal itu masih dalam kisaran target.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kota Balikpapan Sri Darmadi Sudibyo memgatakan, pada Desember 2021, Kota Balikpapan mengalami inflasi sebesar 0,72 persen (mtm). Lebih tinggi dibandingkan November 2021, sebesar 0,27 persen (mtm).
Sementara secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan tercatat sebesar 2,28 persen, atau lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional 1,87 persen maupun Kalimantan Timur (Kaltim) 2,15 persen. Inflasi tahunan Kota Balikpapan tersebut berada pada rentang target inflasi tahun 2021 sebesar 3,0 persen.
“Inflasi pada bulan laporan disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok makanan minuman dan tembakau yang memberikan andil 0,41persen,” ujarnya, melansir dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Selasa (4/1/2022).
Dimana Inflasi pada kelompok ini didorong oleh kenaikan harga cabai rawit dan cabai merah di tengah menurunnya jumlah panen di daerah sentra. Selain itu, inflasi juga didorong oleh berlanjutnya kenaikan harga minyak goreng, seiring kenaikan harga CPO dunia dan kenaikan harga sayuran hijau akibat panen yang menurun di cuaca yang kurang kondusif.
“Kelompok transportasi juga mengalami inflasi dengan andil 0,33 persen (mtm) yang didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara sejalan dengan naiknya mobilitas masyarakat dan pencabutan larangan bepergian sepanjang libur Nataru,” akunya.
Di sisi lain, kelompok pakaian dan alas kaki mengalami deflasi dengan andil sebesar 0,08 persen, yang dipengaruhi oleh menurunnya harga barang di kelompok pakaian seperti baju kaos berkerah pria, kemeja panjang katun pria, baju kaos berkerah wanita, blus wanita dan sebagainya.
Ke depan, beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberikan tekanan inflasi, diantaranya adalah naiknya konsumsi masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang berangsur pulih; kenaikan harga rokok setelah adanya kebijakan kenaikan Cukai Hasil Tembakau (CHT) dan rokok, Naiknya harga LPG khususnya untuk non subsidi.
“Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan terus bersinergi dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi, serta memperkuat koordinasi guna menjaga inflasi tetap rendah dan stabil,” tutupnya.
Baca Juga: Harga Rokok Naik, Sumbang Inflasi Permanen 2 Persen di Sumsel
Berita Terkait
Terpopuler
- 1 Detik Pascal Struijk Resmi Jadi WNI, Cetak Sejarah di Timnas Indonesia
- Pemain Arsenal Pilih Bela Timnas Indonesia Berkat Koneksi Ayahnya dengan Patrick Kluivert?
- Pelatih Belanda Dukung Timnas Indonesia ke Piala Dunia: Kluivert Boleh Ambil Semua Pemain Saya
- Setajam Moge R-Series, Aerox Minggir Dulu: Inikah Wujud Motor Bebek Yamaha MX King 155 Terbaru?
- Cara Membedakan Sepatu Original dan KW, Ini 7 Tanda yang Harus Diperiksa
Pilihan
-
Miris! Cuma 36 Persen Anak Usia Dini di Sumsel yang Sekolah, Ada Apa dengan PAUD?
-
AS Punya Akses Data Pribadi Warga RI, Donald Trump: Banyak Negara Cium Pantat Saya
-
Bawa 2 Kemenangan Lawan Klub Liga 1, Persis Solo Jadi Kekuatan Baru?
-
Film 'Lyora: Penantian Buah Hati' Bikin Ibu-Ibu Solo Terinspirasi Kisah Pejuang Garis Dua
-
4 Mobil Bekas Mesin Diesel dengan Kabin Luas, Performa Teruji untuk Perjalanan Jauh
Terkini
-
Jembatani Peluang dan Pekerja, Balikpapan Gelar Job Market Fair 2025
-
Menolak Ikut Aksi Nasional, Ojol Balikpapan Nilai Komisi 20 Persen Masih Realistis
-
Sebagian Wilayah Masuk IKN, PPU Wajibkan Ritel Ketat Awasi Berat Beras
-
Layanan Kesehatan Terintegrasi Kini Hadir di Lempake Lewat Klinik Koperasi
-
EBIFF 2025: Panggung Dunia untuk Kekayaan Budaya Kalimantan Timur